Setelah 2 minggu sebelumnya kami dihadiri oleh “dosen tamu.” Pertemuan kali ini membahas refleksi dan materi terkait memahami masyarakat dari Om Yanuar.
Materi kelas kali ini merupakan salah satu yang paling menarik menurutku. Karena Om Yanuar memperjelas fenomena-fenomena yang ditemui sehari-hari. Ketika masuk SMA, kita memilih antara jurusan IPA dan IPS. Dari pengalamanku ngobrol dengan teman-teman, IPA dipandang sebagai jurusan unggulan, kalau nilai jelek baru masuk IPS.
0 Comments
Pertemuan Kedua, Sesi ketiga Kelas Filsafat membahas tentang seluk beluk media bersama dengan Tante Sofie Syarief. Dia adalah seorang presenter di Kompas TV.
Dari sesi ini aku belajar bahwa dunia media konvensional penuh dengan politik. Berbeda dengan Om Dandhy dan Watchdoc yang bisa menentukan sendiri topik yang dipilih. Di media konvesional seperti tv dan koran, bahkan berita yang sudah siap tayang bisa dihilangkan sesuai keinginan pemiliknya. Faktor pemilik menjadi sesuatu yang sangat-sangat besar dan mengganggu kalau dari cerita yang kudengar kemarin. Kamis kemarin (10/09/2020) adalah pertemuan pertama dari sesi ketiga kelas filsafat. Minggu ini ada Om Dandhy Laksono sebagai tamu. Dia bercerita tentang video dokumenter.
Om Dandy dan Watchdoc adalah salah satu panutan dan inspirasiku dalam membuat video dokumenter. Topik yang diangkat oleh Watchdoc biasanya jarang terdengar dan alur ceritanya enak dan jelas sehingga film-film mereka menjadi favorit. Aku juga beberapa kali membuat video tentang masalah yang ada di sekitar. Tetapi berbeda dengan watchdoc yang videonya bisa mencapai 2 jam, videoku hanya berdurasi 1-5 menit. Selama ini aku hanya tahu rempah sebagai bumbu masakan dan penyebab para penjajah ke Indonesia. Tapi setelah ikut serta dalam kegiatan ini aku jadi tahu lebih banyak cerita tentang lada baik di masa sekarang maupun zaman dulu.
Selain itu, Foto-foto yang kutemui sepanjang kegiatan membuatku bertanya-tanya dani ni juga meningkatkan rasa penasaranku akan cerita-cerita dibalik rempah yang ada. Kelas ini bagaikan kunci harta karun buatku. Isi petinya adalah berbagai cerita tentang sejarah rempah-rempah yang ada. Aku berharap semoga ada lagi kelas seperti ini karena baru 8 rempah yang kita telusuri ceritanya. Masih banyak rempah lain yang aku yakin pasti memiliki ceritanya sendiri. Aku jujur kagum setelah mendengarkan ceritanya, karena tidak terbayang olehku sebuah bumbu bisa memiliki peran yang begitu penting, bahkan hingga menggerakan seluruh dunia. Tanpa rempah mungkin tidak ditemukan benua baru atau bahkan Indonesia tidak bersatu… Oh iya terakhir, pesan yang aku tangkap dari cerita ini adalah untuk untuk tidak mempercayai mitos dan tidak rakus. Karena kerakusan VOC, banyak orang yang menjadi budak. Baik penduduk lokal maupun orang Belanda yang mencari peruntungan di Pulau Banda. Karena kerakusan pula petani-petani Cengkeh menjadi miskin. BPPC yang dibuat oleh anak Soeharto membuat seluruh Cengkeh harus dijual ke sana dengan harga yang sudah ditentukan. Akibatnya para petani menjadi kesulitan uang, padahal sebelumnya setelah panen, petani cengkeh bisa membeli karena harga jualnya yang sangat tinggi… Kelas terakhir di sesi ini, Gya membahas tentang buku “Conflict & Peace”. Menurutku topik milik Gya paling abstrak tapi aku kagum dengan hasil presentasinya yang bagus.
Penyampaiannya jelas dan fokus kepada intinya. Aku jadi paham apa apa yang dimaksud buku itu dengan “peace and conflict”. Asumsi damai di kepalaku adalah tapi tidak ada perbedaan pendapat, semuanya seragam. Tapi ternyata bukan itu yang dimaksud dengan damai. Definisi damai adalah ketika tidak ada kekerasan yang terlihat. Dari kelas minggu ini aku belajar tentang cara memandang sebuah masalah. Masalah itu bisa dibagi kedalam dua tipe yaitu Antroposentris dan Ecosentris. Dengan ini kita bisa mengklasifikasikan masalah yang dihadapi.
Seperti Corona contohnya kalau menurutku ini adalah ecosentrisme, jadi bukan hanya manusia tapi alam juga ada andil sama besarnya dengan manusia. Sementara untuk kasus seperti parwisata adalah antroposentrisme karena berhubungan dengan hawa nafsu yang dimiliki manusia. Selain itu aku belajar tentang substansi. Jadi ketika melihat masalah kita bisa membagi2nya. Dengan cara ini kita bisa menguraikan masalah dan melihatnya dengan lebih jelas. Kalau aku simpulkan jadi filsafat ini seperti melatih cara kita berpikir ya. Dengan seperti ini kayak lebih mudah memahami masalah-masalah yang ada. Minggu ini aku belajar untuk mengaplikasikan cara berpikir dari 3 filosof. Buku yang ku bedah dengan cara ini berjudul “Tourism” oleh Pamela Nowicka
Melalui buku ini pengarang bercerita tentang pariwisata masif. Dampaknya, siapa yang terlibat dan sisi kelamnya. Setelah satu minggu membaca, memahami dan menuyusunnya, hari Sabtu (15/8/2020) saatnya aku bercerita ulang kepada teman-teman yang lain. Turisme/pariwisata yang selama ini dekat dengan hal positif ternyata memiliki sisi kelam… Dampak dari turisme secara masif menyasar ke semua sisi. Ekologi, sosial dan ekonomi. Pembangunan hotel secara masif yang berdampak pada habisnya sumber daya di sekitar adalah contoh dari kerusakan dari sisi ekologi. Dari sisi sosial contohnya adalah tempat tinggal karyawan hotel yang tidak layak huni, gaji yang sangat minim dan keharusan untuk bersikap ramah di setiap waktu. Selain itu juga terjadi penggusuran terhadap warga oleh pemerintahnya sendiri demi pembangunan tempat wisiata ekslusif Terkahir fakta bahwa ternyata hanya sedikit sekali keuntungan dari sisi ekonomi yang didapat karena berbagai pihak yang terlibat di dalam berasal dari perusahaan multinasional. Sehingga uang yang dihabiskan di satu negara itu kembali keluar atau biasa disebut leakage. Kakak-kakak dari Jaladwara memberikan kami tugas terakhir untuk membuat karya bedasarkan rempah yang kami temui selama petualangan kemarin. Ada 6 rempah yang kami temui. Selama perjalanan kemarin 1. Pala Walaupun ada 6 pilihan yang tersedia aku tidak bisa memilih yang kemarin sudah kuriset. Sehingga andaliman dan cengkeh ku keluarkan dari daftar.
Akhirnya dari keempat yang tersisa aku memilih lada sebagai dasar karyaku. Ada dua alasan aku memilih lada dibanding yang lain. Pertama karena aku sama sekali tidak tahu seperti apa bentuk pohon lada, padahal aku sering kali menemuinya di berbagai bentuk masakan. Aku jadi penasaran dengan rempah ini, bagaimana sih bentuknya dan fakta-fakta terkait dirinya. Yang kedua adalah agar lebih mudah mencari data-data untuk bahan karyaku. Logikaku rempah yang lebih populer tentu memiliki catatan dan info lebih banyak. Jadi ketika aku menetapkan untuk membuat infografis aku mencari yang datanya paling banyak. Aku jadi punya lebih banyak pilihan untuk ditaruh di infografisku. Aku bisa memilih tidak hanya menampilkan fakta yang ada. Menurutku keputusanku kali ini tepat, karena aku puas dengan infografis dan hasil riset yang kutemukan… sesuai perkiraanku. Tugas untuk minggu berbeda dengan sebelumnya. Kalau tugas pertama kami mengerjakannya sendiri-sendiri, kali ini tugas dikerjakan secara berkelompok. Masih sama seperti kemarin kami mendapat tugas untuk membuat mindmap tentang rempah yang dipilih. Minggu ini kami mendapat pilihan antara meriset Kemenyan atau Cengkeh. Kelompokku yang beranggotakan Raka, Tsabita dan aku sendiri memilih Cengkeh sebagai target riset. Raka berperan sebagai ketua sementara aku dan Bita menjadi anggota. Setiap orang meriset satu pertanyaan dari 3 daftar pertanyaan yang sudah ditentukan oleh kakak mentor. 1. Sebaran lokasi Cengkeh Ada yang berbeda dari kelas kali ini. Sebelum mulai kakak-kakak mentor membuat kegiatan untuk menebak mana fakta yang hoaks. Jadi aku bersama yang lain diharuskan membawa selembar kertas berisi fakta-fakta tentang diriku. Dari tiga fakta yang disiapkan, salah satunya haruslah tidak benar alias hoax.
Peserta yang lain bertugas untuk menebak kira-kira mana yang hoax. Kegiatan ini seru ketika kita tidak mengenal siapa yang harus ditebak, tapi ketika kita sudah kenal lebih mudah untuk menerka mana yang hoax. Harapannya kita lebih kenal dengan teman yang lain, tapi sebenarnya sekarang saat aku nulis ini sudah setengah-setengah lupa. Sistem permainan masih sama dengan yang pertama. Gambarnya saja yang berbeda. Kali ini gambar pertama adalah sebuah foto berisi bapak-bapak sedang meyadap pohon. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|