Refleksi Pramuka Term 2020
Term ini merupakan term singkat. Hanya dua bulan (?) dengan wide games sebagai kegiatan penutup. Berbeda dengan biasanya yang ditutup dengan sesuatu yang besar seperti Eksplorasi dan OFEST, kali ini dikarenakan hanya sebentar, kakak mentor hanya membuat wide games sebagai penutup. Wide games adalah permainan seperti running man, kami akan berlomba di berkeliling Kota Jakarta dan menyelesaikan berbagai misi yang disiapkan. Berbagai kegiatan dilangsukan sebagai persiapan untuk berpartisipasi dalam wide games. Sebenarnya sempat terlintas dalam pikiranku untuk melewatkan term ini, apalagi hanya sebentar, tapi ketika mendengar ada wide games. Jiwa berkompetisiku bangkit, walaupun lawannya anak-anak siaga yang baru naik, maka pada penutupan pendaftaran namaku masuk sebagai salah satu peserta pramuka. Term ini aku hanya ikut dua kali, karena setelahnya aku pergi ke Batu, Jawa Timur untuk membantu kegiatan Atlas Burung Indonesia yang sedang digarap disana.
0 Comments
Memimpin kalau bedasarkan KBBI artinya 1. v mengetuai atau mengepalai (rapat, perkumpulan, dan sebagainya): ia diserahi tugas ~ rapat itu Dalam konteks tulisanku kali ini kita menggunakan yang pertama.
Tugas pramuka kali ini adalah menuliskan pengalamanmu sebagai pemimpin. Maka aku akan bercerita beberapa pengalamanku memimpin kegiatan atau tim... Pada 15-17 kemarin aku mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan oleh Pramuka Oase. Kegiatan ini sifatnya tidak wajib, tapi diperlukan jika ingin naik tingkat ke terap. Jadi motivasiku ikut kegiatan ini adalah untuk memenuhi syarat naik tingkat. Tapi ternyata banyak hal menarik yang kudapat.
Terdapat 4 regu laki dan 4 regu perempuan di LDK kali ini. Setiap regu mempunyai ketuanya sendiri-sendiri. Untuk kelompokku, aku mendapat kehormatan tersebut. Sebenarnya aku sudah bosan jadi ketua tapi lupa untuk menolak. Dibanding kemping-kemping yang lain, yang biasanya aku juga mendapat peran ketua. Kemping kali ini menurutku kurang terhandle dengan baik. Aku masi fokus dengan ujianku, jadi para anggota regu tidak terlalu terawasi. Untungnya semua sudah mampu berkordinasi dan memiliki inisiatif kalau dirasanya ada yang kurang. Dari kecil aku sering pengamatan burung. Pergi ke daerah mengamati dan memotret. Ibu selalu menyuruhku menulis setiap perjalanan di blog pribadiku, terkadang mengirimnya ke majalah agar orang-orang juga bisa ikut membaca ceritaku.
Saat aku sudah lebih besar, ibu mendorongku untuk bercerita tidak hanya melalui blog tapi juga secara langsung atau dengan kata lain presentasi. Tawaran pertamaku datang dari Om Ady Kristanto pada tahun 2015. Aku diminta untuk bercerita tentang hobiku mengamati burung di acara yang diselenggarakan Greeners.co dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa. Mati listrik satu negara, trus pusing pala bapak, ibu dan anak-anaknya serta ribuan tetangganya. Itu kayaknya deskripsi singkat dari film Survival Family yang harus aku tonton karena bagian dari tugas untuk Latihan Kepemimpinan Dasar Pramuka (LDK) Maret nanti. Film ini bercerita tentang sebuah keluarga yang tinggal di Tokyo. Mereka mirip banget dengan orang yang tinggal di kota sekarang. Serba instant dan bergantung dengan listrik. Charger nyala terus, TV, Microwave, Kulkas bahkan kompor pun listrik. Bahkan di scene awal mereka mendapat kiriman ikan dari eyangnya di kampung dan tidak ada satupun yang bisa memotongnya. Kalau dipikir-pikir ini tapi mirip aku juga sih. Jika sewaktu-waktu aku disuruh motong ikan utuh, tidak yakin bisa melakukannya dengan benar. Tapi dulu aku jago sih masak ikan cue buat Comel, mungkin ga parah-parah banget berarti. Allah memberikan jalan sendiri untuk mendekat kita dengannya. Bagiku caranya adalah dengan pulang dari pulau menggunakan kapal kayu. Jadwal kepulangan kami dari pulau adalah jumat pagi. Tidak ada kapal sanus hari ini, karena mereka istirahat. Pilihannya pulang hari minggu dengan sanus, atau hari ini dengan kapal kayu. Anak eksplorasi tentunya butuh tantangan (dan sudah kangen rumah) sehingga semua memilih pulang naik kapal kayu. Toh bakal seburuk apa sih naik kapal kayu? Malah lebih asik kali, lebih gils… ©Kay 2018
Gigitan-gigitan dari nyamuk membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Tidak ada Syauqi, adem, dan ramai. “eh yang lain dah ngilang” begitu melihat ke sekitar. Sisa Kak Ali dan anak-anak perempuan. Emang keren Kak Ali bisa ga tidur semalaman, kalau aku sih dijamin, gagal.
Setelah kemarin gagal berenang, hari ini kami seharian berenang di laguna belakang tenda. Oh iya aku lupa cerita, di belakang tenda terdapat pantai pasir putih dengan laguna yang sangat tenang. Berasa kayak baca Malory Tower yang mereka juga punya kolam air asin sendiri. Berenang Vibes memang sangatlah bagus untuk kelompokku. Ini kayak power up 2x lebih cepat. Ketika langit masih gelap saja Ali sudah mulai memasak makan pagi kami yaitu Cumi Asin dan nasi. Yang tidak masak sudah mulai mengerjakan jurnal. Dua hari sudah aku dan teman-teman beraktivitas di Pulau Untung Jawa dan Rambut. Hari ini kami pindah ke Pulau Pramuka dan Karya.
Berbeda dengan pulau Untung Jawa. Saat di Pulau Karya kami tidur di tenda, di bibir pantai. Aku senang sekaligus sedih. Karena di tenda biasanya lebih asik, tapi gak ada AC wkwkwk. Kami bertolak dari Pulau Rambut pukul 14.00. Besok kami sudah harus pindah ke Pulau Pramuka, sehingga hari ini pulang lebih cepat untuk eksplor P Untung Jawa. Aku tertarik untuk mengeksplor sampah. Karena saat di Pulau Rambut ada pemulung yang tinggal di Pulau Untung Jawa.
Aku ingin tahu berapa banyak sampah yang didapat, berapa harganya dijadikan apa dan banyak lagi. Sayang sekali sudah satu pulau ku kelilingi bersama Kak Opal tidak ada orang yang bisa ditanya-tanya terkait sampah. Pulau Untung Jawa memang kecil, tapi ada 5 pantai yang bisa dikunjungi. Pantai Amiterdam, Pantai Sakura, Pantai…, Pantai… dan Pantai … . Jangan bayangkan ini seperti Pantai Ancol atau Pantai Pulau Pari. Di sini pantai-pantai yang disebut pasirnya tidak landai, dan dibeton, sehingga kurang asik jika ingin main-main ke laut. Aku terbangun pukul 03.45, bukan alarm tapi nyamuk yang membuatku bangun pagi-pagi buta begini. Jadwal kami seharian beraktivitas di Pulau Rambut. Kami harus sudah berangkat pukul 06.00!
Ada kejadian unik saat kami sarapan, yang membuatku tersadar pentingnya botol minum berkualitas dan berkelas.*Botol plastik hijau, mirip tupperware* milik Fakhri menciut jadi sekecil gulungan tisu, akibat diisi teh panas. Botolnya ASLI, mengkerut. Ini merupakan pertama kalinya melihat botol mengkerut. Biasanya kalau diperingatkan aku iyaiya aja, tanpa percaya. Tapi ternyata ini nyata bukan hanya di film. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|