Tentu masih teringat di kepalaku beberapa tahun lalu, ketika Jabodetabek terkena pemadaman total untuk seluruh bagiannya akibat pembangkit listrik yang selama ini mensupply sebagian besar konsumsi listrik Jabodetabek mengalami masalah. Awalnya dari berita yang bereda pembangkit listrik tersebut terkena gempa dan harus diperbaiki akan tetapi belakangan berita tersebut dilarat karena sebenarnya itu terjadi karena adanya gangguan transmisi di Ungaran dan Pemalang.
Pemadaman hanya berlangsung selama sehari, akan tetapi kejadian tersebut sudah mirip dengan bencana nasional. Hampir seluruh jabodetabek lumpuh, seluruh rumah gelap gulita. Handphone juga tidak bisa dicharge karena mati listrik tersebut. Aku sendiri waktu itu terpaksa pergi ke mall malam-malam dengan baju tidur bersama beberapa temanku untuk mencharge hp dan melihat cahaya untuk sesaat.
0 Comments
Rabu kemarin adalah pertemuan kedua yang aku ikuti dalam rangkaian kelas Belajar Sistem di Piwulang Becix. Sebenarnya kelas ini sudah berlangsung 3 kali tapi aku tidak bisa ikut kelas pertama karena bertabrakan dengan jam lesku.
Dalam kelas kali ini, kami mengenal yang namanya eksponensial. Ini sebenarnya bukan hal baru buatku, karena belakangan ini aku juga baru saja bertemu dengan materi eksponen di tempat lesku. Walau begitu berbeda dengan di tempat les yang lebih membahas rumus dan cara menyelesaikan soal eksponensial. Di kelas ini kami belajar penerapan eksponen dalam dunia nyata. Apa sebenarnya fungsi dari eksponen ini. Jadi dibandingkan bertabrakan bisa kubilang kelas ini dan materi lesku saling berkesinambungan memberikan pemahaman yang lebih dalam. Hal pertama yang kami bahas di kelas adalah teratai di sebuah kolam. Teratai ini setiap harinya melipatgandakan dirinya hingga akhirnya memenuhi kolam tersebut. Hari pertama jumlahnya satu, di hari kedua jumlahnya berlipat ganda menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya. Menurutku ini merupakan contoh yang sangat sederhana dan membuat materi eksponen ini tidak lagi abstrak. Tak terasa akhirnya kelas Ocean School selesai juga. Pada 4 pertemuan terakhir aku belajar tentang kehidupan di teluk. Jadi ternyata dalam sebuah habitat banyak komponen yang terlibat didalamnya dan mereka saling terkait satu sama lain. Sehingga ketika satu komponen terlalu berlebihan jumlahnya terjadi ketidakseimbangan yang berdampak pada kehidupan mahluk-mahluk lainnya.
Di kelas kami mengambil contoh dari maltique bay di Canada, di sana terdapat sebuah peternakan kerang terbesar. Peternakan ini sangat bergantung dengan kebersihan air dan tumbuhan-tumbuhan yang ada di bawahnya. Sehingga ketika terlalu banyak pupuk yang digunakan petani dan limbahnya mengalir ke laut itu membuat kerang tidak bisa hidup dan terancam gagal panen. Idealnya teluk berada pada kondisi seimbang jadi tidak ada yang berlebihan dan membuat semuanya bisa hidup. Bedasarkan hasil riset kesehatan dasar 2018, 26.9% remaja usia 16-18 di Indonesia mengalami kekurangan zat gizi (Kemkes, 2020). Sementara pada usia balita 27.6% mengalami kekurangan gizi dan stunting (SSGBI, 2019). Ikan dapat menjadi salah satu solusi untuk kebutuhan gizi Indonesia, karena mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, asam amino, asam lemak omega 3, 6, 9 yang baik manfaatnya untuk otak dan tubuh manusia. Bahkan kandungan asam amino dan omega 3 yang dimiliki jauh lebih baik dibandingkan bahan pangan sumber protein lainnya (Kemenkes, 2016) Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan total luas wilayah laut sebesar 3.25 juta km dan 2.55 juta km merupakan Zona ekonomi ekslusif (ZEE). Wilayah perairan yang begitu luas membuat Indonesia memiliki sumber daya ikan laut yang berlimpah. Menjadikan Indonesia produsen ikan terbesar kedua di dunia setelah Cina (Katadata, 2016) Jika dilihat dari segi konsumsi, saat ini Indonesia bukanlah yang terdepan bahkan di Asia Tenggara. Data konsumsi nasional tahun 2010-2019 (gambar 1) menunjukan adanya peningkatan lebih dari 5% setiap tahunnya. Pada 2019, konsumsi Indonesia mencapai angka 55.95kg/kapita/tahun. Namun jika dilihat secara lebih mendetail, tingkat konsumsi antar pulau tidaklah sama. Pulau Jawa menjadi pulau dengan rata-rata konsumsi terendah. Data nasional menunjukan tingkat konsumsi di Jawa berada pada angka 40,34 kg/kapita/tahun. Pada tingkat anak muda dan remaja pun ikan bukanlah pilihan pertama sebagai protein yang dikonsumsi sehari-hari. Anak muda cenderung memilih unggas sebagai protein yang dikonsumsi. Ini menimbulkan pertanyaan pada benak kami kenapa ikan kalah populer dengan protein lain.
Untuk itu kami, menginisiasi riset pola konsumsi ikan laut pada anak muda dan remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pola konsumsi dan persepsi mereka terhadap ikan sebagai protein yang dikonsumsi sehari-hari. Pantai Ancol jika dibandingkan dengan pantai di Pulau Rambut memiliki banyak kesamaan. Pantainya sama-sama putih, sama-sama di Jakarta dan sama-sama masuk kawasan laut Jawa. Bahkan pantai dan laut Pantai Ancol terlihat lebih bersih daripada Pantai di Pulau Rambut akan tetapi dari pengamatanku di Ancol hanya sedikit mahluk hidup yang terlihat, kondisi ini jauh berbeda dengan Pulau Rambut.
Dari sekitar 3 jam aku mengamati dari pinggir pantai. Aku menemukan kepiting, satu jenis ikan kecil yang bergerombol, dan ubur-ubur. Aku hanya dapat mengamati yang berada di permukaan air dan pinggir pantai karena air di Ancol terlalu keruh. Woahhh, akhirnya setelah 5 bulan berkutat dengan topik penelitian dan kemaritiman sampai juga pada ujungnya. Aku berhasil menyelesaikan kegiatan kelana maya kali ini dengan sebuah penelitian terkait pola konsumsi dan persepsi anak muda terhadap ikan laut. Buatku ini adalah suatu prestasi besar, karena ini pertama kalinya aku membuat penelitian yang benar-benar terstruktur, sesuai dengan laporan penelitian yang seharusnya. Secara keseluruhan aku cukup senang dengan pencapaianku kali ini. Aku jadi punya gambaran apa yang dilakukan anak-anak kuliah.
Selama proses merancang hingga menyelesaikan penelitian, bagian yang paling aku nikmati adalah ketika membuat riset literatur. Ini seperti titik balik yang menyadarkanku kalau riset yang aku lakukan itu juga sudah pernah dilakukan oleh orang lain dan bukan yang pertama. Walaupun aku tersadarnya telat, karena setelah selesai survei tapi lebih baik daripada tidak sadar sama sekali. Awalnya karena malas dan kurang pengalaman kami merancang survei bedasarkan penilaian subjektif kami. Sangat sedikit literatur yang kami baca. Pada bagian riset literatur di proposal penelitian kami nyaris kosong hanya 2 paragraf dari 2 jurnal yang kami baca. Alasannya kami tidak menemukan riset seperti punya kami, jadi dengan asalnya kami tulis “kami belum melihat ada yang melakukan penelitian seperti ini pada usia 10-24 tahun”. Pagi ini tiba-tiba berlangsung lomba lari dadakan. Ada yang berlari demi keselamatan, ada juga yang berlari demi sepedanya yang hilang
Ternyata susah untuk menemukan cerpen yang sesuai dengan seleraku. Dari puluhan atau bahkan ratusan judul cerpen yang tersedia di website LakonHidup hanya sedikit judul yang menarik perhatianku. Judul bagaikan thumbnail di youtube. Itu menjadi hal pertama yang menarik perhatian. Ada beberapa judul yang menarik perhatianku tapi ternyata isinya tidak semanis judulnya. Hingga akhirnya aku menemukan yang cocok denganku. Cerpen tersebut adalah “Lelaki yang Menderita bila Dipuji” karangan Ahmad Tohari.
“Hah nggak suka dipuji? kok bisa sih” itu yang terpikirkan di kepalaku saat pertama kali membaca judulnya. Judul dari cerita ini tidak terlalu bombastis tapi cukup untuk membuatku membacanya. Asap terlihat dari jauh membumbung tinggi di angkasa, bercampur dengan awan kelabu yang sedari pagi mengguyur Jakarta. Hujan memang menjadi salah satu tanda yang identik dengan Imlek
Hari ini adalah hari Imlek, hari raya bagi etnis tionghoa. Aku berjalan ke arah Vihara Dharma Bakti, diguyur hujan rintik-rintik yang terasa seperti menggelitik kulitku. Jalan yang sehari-hari difungsikan menjadi pasar becek sudah berganti nuansa menjadi lebih ceria. Pintu-pintu seng tua terasa lebih muda dengan ornamen lampion yang terpasang menggantung di atas pintu. Aktivitas pagi yang biasanya diwarnai transaksi jual beli sayur sudah berganti dengan transaksi jual beli hio yang dipakai oleh etnis tionghoa untuk berdoa. Ketika mendekat, bau aroma terapi secara perlahan masuk ke dalam hidungku, walaupun belum dibakar tapi baunya yang mirip bunga sudah mampir di hidungku. Sesi 2 Kelana Maya akhirnya berakhir pada kamis kemarin (21/01/2021) Pertemuan terakhir di sesi ini adalah sesi ngobrol dengan Kak Utari, Pak Bun dan Pak Amir. Di sesi 2 ini aku merasa mendapatkan pencerahan tentang segala hal yang berkaitan dengan nelayan. Siapa saja yang didefinisikan sebagai nelayan, apa pekerjaan mereka, apa saja masalah mereka, kenapa nelayan tradisional penting, solusi yang mereka hasilkan dan solusi yang diberikan oleh pihak lain. Setelah melalui kelas ini aku jadi merasa tercerahkan dan familiar dengan nelayan tradisional. Padahal di awal aku sama sekali tidak tahu menahu tentang mereka. Hampir semua rasa penasaranku sudah terjawab di sesi kedua ini, hanya satu yang belum terjawab. Yaitu apa peran dari pemerintah terhadap kehidupan nelayan-nelayan ini…
Aku merasa kagum dengan semua narasumber yang bercerita, mereka mempunyai alasan sendiri-sendiri yang membuatku ikut tergerak. Setelah mendengar semua narasumber. Yang paling aku nikmati dari sesi 2 ini adalah sesi dengan Kak Utari. Menurutku keren sekali dia punya visi untuk menyejahterakan nelayan sejak kecil. Walaupun dia sudah kuliah hingga ke Pulau Jawa, tapi dia tidak lupa dengan kampung halamannya. Malah dengan kepintarannya dia membuat aplikasi untuk meningkatkan kualitas hidup nelayan-nelayan ini. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|