Kelas terakhir di sesi ini, Gya membahas tentang buku “Conflict & Peace”. Menurutku topik milik Gya paling abstrak tapi aku kagum dengan hasil presentasinya yang bagus. Penyampaiannya jelas dan fokus kepada intinya. Aku jadi paham apa apa yang dimaksud buku itu dengan “peace and conflict”. Asumsi damai di kepalaku adalah tapi tidak ada perbedaan pendapat, semuanya seragam. Tapi ternyata bukan itu yang dimaksud dengan damai. Definisi damai adalah ketika tidak ada kekerasan yang terlihat. Setelah aku pikir-pikir lagi, memang lebih akal definisi damai seperti yang yang dibicarakan Gya. Kalau damai tanpa ada perbedaaan pendapat itu menurutku tidak mungkin. Karena setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Tidak mungkin rasanya semuanya memiliki keinginan yang seragam.
Konflik, damai, perang dan kekerasan adalah elemen utama dalam presentasi kali ini. Dari sini aku baru sadar bahwa konflik dan kekerasan tidak selalu bersama. Ketika aku memiliki hobi memancing sementara temanku hobinya berenang. Di saat itu kami sudah berkonflik, tapi kami tidak menyakiti satu sama lain alias melibatkan kekerasan. Akan tetapi aku rasa dalam setiap kekerasan pasti ada konflik yang terjadi. Aku tidak bertanya-tanya bagaimana kekerasan bisa terjadi apabila tidak ada konflik diantara satu sama lain. Dari sini aku jadi berpikir apakah perjanjian damai setelah perang itu sebenarnya hanyalah cara mencari waktu bagi kubu yang berperang untuk memulihkan diri dan bersiap untuk perang yang lebih besar. Perang tidak selalu melibatkan kekerasan. Ada juga perang pengaruh atau dikenal dengan perang dingin. Jadi mereka berperang untuk lebih berpengaruh terhadap pihak lain. Aku tidak terlalu paham apa untungnya lebih berpengaruh, tapi aku pikir mungkin dengan pengaruh yang lebih besar kita bisa menguasai ekonomi dan menjadi lebih kaya lebih sukses. Ada perkataan bahwa yang paling diuntungkan dalam peperangan adalah penjual senjata. Bukannya pihak yang menang, apalagi yang kalah. Penjual senjata adalah orang ketiga yang tidak terlibat secara langsung dalam peperangan dan menarik untuk melihat peran orang ketiga dalam peperangan, sayangnya kemarin saat Gya presentasi tidak banyak dibahas tentang ini. Mungkin tidak banyak juga tentang ini di bukunya. Selain sebagai orang paling diuntungkan, orang ketiga bisa juga sebagai mediator dan membuat dua pihak berdamai. Aku penasaran bagaimana cara bekerja seorang mediator dan cara melatih mentalnya. Membayangkan dia duduk bersama dua pihak yang sedang ingin membunuh saja sudah bikin ngeri.
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|