Setelah 2 minggu sebelumnya kami dihadiri oleh “dosen tamu.” Pertemuan kali ini membahas refleksi dan materi terkait memahami masyarakat dari Om Yanuar. Materi kelas kali ini merupakan salah satu yang paling menarik menurutku. Karena Om Yanuar memperjelas fenomena-fenomena yang ditemui sehari-hari. Ketika masuk SMA, kita memilih antara jurusan IPA dan IPS. Dari pengalamanku ngobrol dengan teman-teman, IPA dipandang sebagai jurusan unggulan, kalau nilai jelek baru masuk IPS. Padahal tidak sesimpel itu. IPA dan IPS memiliki metodologi yang berbeda. Ilmu tentang alam alias IPA hanya memiliki hermeneutika tunggal. Kita memaknai alam, tapi alam tidak memaknai kita.
Berbeda dengan ilmu sosial. Ilmu sosial memiliki hermeneutika ganda. Ketika orang pertama memaknai orang kedua, orang tersebut bisa memaknai kita juga. Sebagai contoh ketika kita ingin memotret seseorang, dia berusaha menampilkan pose terbaiknya. Dia merespon tindakan kita. Sementara ketika kita memotret pohon, pohon tidak melakukan apapun. Yang jadi pertanyaan buatku adalah bagaimana dengan binatang? masuk di sebelah manakah dia… Manusia adalah mahluk yang memiliki beragam kepribadian. Mahluk sosial, biologi, ekonomi, politik, religius dan seterusnya. Setiap kepribadian ini akan muncul menyesuaikan masalah yang sedang dihadapi. Ketika kita sedang belanja di pasar, maka sisi ekonomi kita yang muncul, tetapi ketika kita mendengar adzan di pasar dan mencari masjid, sisi religius kita yang muncul. Topik kepribadian ini menjelaskanku tentang bagaimana orang yang religius bisa korupsi, karena pribadi yang muncul berbeda-beda. Dengan banyaknya pribadi yang dimiliki, rasanya bukan cara yang tepat untuk menilai sesorang dari satu kejadian. Karena berarti kita hanya bertemu salah satu kepribadiannya dan bukan keseluruhannya. Selain itu kita juga tidak bisa terlalu mengagungkan sebuah pemikiran manusia, menganggap itu sempurna. Bisa saja itu sudah tidak relevan dengan masalah sekarang karena ruang-waktu ketika sebuah pemikiran dicetuskan berbeda dengan sekarang. Hal menarik lain dari materi ini adalah apa yang terjadi ketika salah satu makhluk lebih berkuasa daripada yang lain. Misalnya ekonomi lebih berkuasa, kepribadian kita yang lain nanti output utamanya adalah untuk mencapai target secara ekonomi. Aku lihat ini tidak hanya terjadi secara personal tapi juga di negara. Di Indonesia contohnya, menurutku kita lebih mengutamakan ekonomi. Sehingga segala hal berdasar pada ekonomi. Pertumbuhan GDP, keuntungan negara dan banyak lagi. Undang-undang yang ada pun mendukung pertumbuhan ekonomi kita dan sayangnya menurutku mengkesampingkan sisi lainnya seperti ekologi dan sosial. Di dunia pun, kalau menurutku kita didominasi sisi ekonomi, padahal itu merupakan cara yang tidak adil. Semua negara memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Susah untuk negara kepulauan di oseania menyamai Cina, atau negara-negara Afrika menyamai negara Eropa. Tapi negara-negara di Afrika atau Oseania memiliki ekologi yang mungkin lebih baik dari Cina dan Eropa. Aku menganalogikan ini seperti lomba lari antara ikan dan kelinci. Mereka memiliki keunikan sendiri-sendiri yang tidak bisa dinilai hanya dari satu sisi.
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|