8 Oktober kami ke Banyumas. Tugas kedua untuk eksplorasi ini adalah mengenali diri sendiri dan mencari apa yang kira-kira bisa di bagi ke teman-teman di sana.
Setelah aku pikir-pikir tampaknya ada 5 hal yang bakal berguna buat di sana. 1. Fotografi Aku cukup menguasai ilmu memotret dan aku yakin bisa berbagi. Sehingga ketika mereka memotret fotonya tidak over exposure atau under dan enak dilihat. 2. Photovoice Kalau yang pertama aku mau berbagi tentang fotografi, yang kedua adalah bercerita dengan foto. Aku sudah pernah sekali melihat contoh hasil photovoice oleh anak-anak di Desa Sumba. Foto bukan hanya jepret saja menurutku, tapi juga cerita yang ingin disampaikan lewat foto. Dengan ini aku akan mengumpulkan foto-foto mereka dan membuatnya menjadi pameran saat kembali ke Jakarta.
0 Comments
Allah memberikan jalan sendiri untuk mendekat kita dengannya. Bagiku caranya adalah dengan pulang dari pulau menggunakan kapal kayu. Jadwal kepulangan kami dari pulau adalah jumat pagi. Tidak ada kapal sanus hari ini, karena mereka istirahat. Pilihannya pulang hari minggu dengan sanus, atau hari ini dengan kapal kayu. Anak eksplorasi tentunya butuh tantangan (dan sudah kangen rumah) sehingga semua memilih pulang naik kapal kayu. Toh bakal seburuk apa sih naik kapal kayu? Malah lebih asik kali, lebih gils… ©Kay 2018
Gigitan-gigitan dari nyamuk membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Tidak ada Syauqi, adem, dan ramai. “eh yang lain dah ngilang” begitu melihat ke sekitar. Sisa Kak Ali dan anak-anak perempuan. Emang keren Kak Ali bisa ga tidur semalaman, kalau aku sih dijamin, gagal.
Setelah kemarin gagal berenang, hari ini kami seharian berenang di laguna belakang tenda. Oh iya aku lupa cerita, di belakang tenda terdapat pantai pasir putih dengan laguna yang sangat tenang. Berasa kayak baca Malory Tower yang mereka juga punya kolam air asin sendiri. Berenang Vibes memang sangatlah bagus untuk kelompokku. Ini kayak power up 2x lebih cepat. Ketika langit masih gelap saja Ali sudah mulai memasak makan pagi kami yaitu Cumi Asin dan nasi. Yang tidak masak sudah mulai mengerjakan jurnal. Dua hari sudah aku dan teman-teman beraktivitas di Pulau Untung Jawa dan Rambut. Hari ini kami pindah ke Pulau Pramuka dan Karya.
Berbeda dengan pulau Untung Jawa. Saat di Pulau Karya kami tidur di tenda, di bibir pantai. Aku senang sekaligus sedih. Karena di tenda biasanya lebih asik, tapi gak ada AC wkwkwk. Kami bertolak dari Pulau Rambut pukul 14.00. Besok kami sudah harus pindah ke Pulau Pramuka, sehingga hari ini pulang lebih cepat untuk eksplor P Untung Jawa. Aku tertarik untuk mengeksplor sampah. Karena saat di Pulau Rambut ada pemulung yang tinggal di Pulau Untung Jawa.
Aku ingin tahu berapa banyak sampah yang didapat, berapa harganya dijadikan apa dan banyak lagi. Sayang sekali sudah satu pulau ku kelilingi bersama Kak Opal tidak ada orang yang bisa ditanya-tanya terkait sampah. Pulau Untung Jawa memang kecil, tapi ada 5 pantai yang bisa dikunjungi. Pantai Amiterdam, Pantai Sakura, Pantai…, Pantai… dan Pantai … . Jangan bayangkan ini seperti Pantai Ancol atau Pantai Pulau Pari. Di sini pantai-pantai yang disebut pasirnya tidak landai, dan dibeton, sehingga kurang asik jika ingin main-main ke laut. Aku terbangun pukul 03.45, bukan alarm tapi nyamuk yang membuatku bangun pagi-pagi buta begini. Jadwal kami seharian beraktivitas di Pulau Rambut. Kami harus sudah berangkat pukul 06.00!
Ada kejadian unik saat kami sarapan, yang membuatku tersadar pentingnya botol minum berkualitas dan berkelas.*Botol plastik hijau, mirip tupperware* milik Fakhri menciut jadi sekecil gulungan tisu, akibat diisi teh panas. Botolnya ASLI, mengkerut. Ini merupakan pertama kalinya melihat botol mengkerut. Biasanya kalau diperingatkan aku iyaiya aja, tanpa percaya. Tapi ternyata ini nyata bukan hanya di film. "Tujuan diadakannya pameran ini, adalah menampilkan foto mereka dan bercerita tentang dunianya..." terang Pak Moses, salah satu pengajar dari Gallery Foto Jurnalistik Antara, yang mengajar di Spectrum.
Pagi ini, aku dan teman-temanku di OASE, ada Ratri, Ceca, Michelle, dan Alev. Pergi mengujungi pameran foto karya teman-teman kita yang berkebutuhan khusus. Pameran yang berlangsung sejak 12-22 April ini menampilkan foto karya mereka saat belajar fotografi dengan pengajar dari GFJA, mulai awal tahun ini. Aku sendiri sebenarnya datang ke sini karena penasaran, bagaimana foto-foto yang mereka ambil, apa yang menarik sampai bisa dipamerkan dan cari konten untuk OASEMenit hehe... Pulang! hari ini kami pulang. Tidak ada perasaan kangen rumah, justru aku ingin lebih lama. Tapi tampaknya kakak-kakak sudah lelah. Hari ini kami harus bangun pagi-pagi sekali. Ada trekking, ke Curug Cibadak. Tahun lalu aku sudah pernah ke curug tersebut, bersama Kak Elly dan teman-temannya bahkan berendam di salah satu cekungan yang dalamnya 4-5 meter! Mendaki Gunung Lewati Lembah Kami mulai trekking pukul 7.30 dipimpin oleh kakak pramuka yang baru. Aku lupa siapa namanya, pokoknya lebih muda lah dari Kak Opal :D Kelompok kami berangkat paling dulu bersama kelompok tulip. Awalnya aku jalan paling depan bersama Kak Opal. Lama-lama secara teratur Kak Opal memelankan kecepatan. Alasannya sih nungguin yang belakang tapi kok ragu gitu ya. “Kay, tungguin yang belakang kesian. Kita berenti sebentar” Sementara kelompokku sudah melesat di depan. Aku dan Kak Opal konsisten dalam kecepatan 1km/hari. Untungnya kelompok perempuan juga pelan jadi ada temennya lah.
Mendung membayangi pagiku yang asyik ini. Hari ini kami (aku dan Pramuka Penggalang Oase) akan mengikuti kemah ceria di Loji Nenek. Aku sangat bersemangat karena pasti akan ramai penggalang-penggalang dari gudep lain, waktunya menambah teman :D. Kami meninggalkan meeting point di SPBU Cipinang pada pukul 9.00 menggunakan truk tronton. Total 26 orang berangkat termasuk 5 kakak yang mendampingi. Ada Kak Cumeww, Kak Pras, Kak Evan, Kak Sari dan Kak Opal. Sepanjang perjalanan tidak ada suara sama sekali, mungkin karena campuran anak baru dan lama sehingga belum terlalu dekat. Sehingga aku berinisiatif untuk menghibur bersama Husayn. Kami bernyanyi segala macam lagu indonesia yang kami tau, sekedar membuat suasana lebih ramai. Tiba-tiba…. Suara-suara suram, nyanyi-nyanyian korea mulai terdengar dari pinggir mobil. OH MY GOD TIDAKKKKK Untungnya tidak selamanya korea menghiburku. Tidak lama kami sampai di perkemahan, sekitar pukul 11.00. Truk kami tidak bisa mengantarkan kami hingga depan perkemahan, sehingga aku terpaksa berjalan sekitar 200 meter menanjak. Sesampainya di perkemahan tidak ada anak-anak lain. Sepiiiiii. Ini beneran ada kemping gasih? mana anak pramuka lainnya nih. Kembali dari sholat Jum’at belum juga satu pun orang yang terlihat “Fix ini surammm”
|
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|