Gigitan-gigitan dari nyamuk membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Tidak ada Syauqi, adem, dan ramai. “eh yang lain dah ngilang” begitu melihat ke sekitar. Sisa Kak Ali dan anak-anak perempuan. Emang keren Kak Ali bisa ga tidur semalaman, kalau aku sih dijamin, gagal. Setelah kemarin gagal berenang, hari ini kami seharian berenang di laguna belakang tenda. Oh iya aku lupa cerita, di belakang tenda terdapat pantai pasir putih dengan laguna yang sangat tenang. Berasa kayak baca Malory Tower yang mereka juga punya kolam air asin sendiri. Berenang Vibes memang sangatlah bagus untuk kelompokku. Ini kayak power up 2x lebih cepat. Ketika langit masih gelap saja Ali sudah mulai memasak makan pagi kami yaitu Cumi Asin dan nasi. Yang tidak masak sudah mulai mengerjakan jurnal. Syauqi Oh SyauqiSyauqi lah yang paling cepat menyelesaikan jurnal, dia sangat bersemangat untuk berenang. Setelah itu karena dia gabut, jadi berkeliling melihat yang lain (Kami tidak menyuruh dia untuk memasak lagi, karena ingin sarapan yang enak) Saat berkeliling, dia kembali membawa masalah wkwkkw. Cara dia berjalan membuat pasir terbang kemana-mana dan mengganggu, yang sedang masak ataupun yang sedang menulis jurnal. Dia juga duduk di pasir sehingga ketika berdiri “Wuzz” Pasir eperiwerrrr. Aku ambilkan matras agar tidak kotor dan tebak… DIA DUDUK PERSIS DI DEPAN MATRAS, jadi tetap saja saat berdiri pantatnya penuh pasir. Memang adik kesayanganku ini menguji kesabaran <3 Logbook miliknya juga “unik”. Dia menulis dengan jeda satu halaman kosong, sehingga satu halaman terisi penuh, lalu lanjutannya baru ada di belakangnya. Ketika ditanya alasannya biar estetik, soalnya kalau nembus jelek… Masalahnya dia pake pensil, tidak pernah aku mendengar pensil nembus ke halaman belakang. Revisiii“Tidak punya kamu masih kurang detail” terdengar suara Kak Melly di kejauhan, mengkritik logbook milik anak-anak. Ada 4 anak yang masuk batch pertama (Ali, Alev, Syauqi, Fattah) dan tidak ada satupun yang lolos, semua harus revisi. Saat kulihat memang logbook mereka agak membosankan, karena mirip jadwal acara. Pukul 9 Naik Sanus, Pukul 11 sampai pramuka, pukul 12 sholat, pukul 1 makan. Aku sebal ketika mendengar salah satu anak yang dikritik mengkritik milik anak lain. Walaupun bukan milikku yang dikritik, tapi aku terganggu karena kedengaran agak terlalu menggurui. Hanya aku yang benar, yang lain salah. Padahal kan logbook setiap orang berbeda-beda tidak ada yang sama, itulah asiknya membaca logbook milik yang lain. Kalau isinya seragam bakal monoton. Setelah dia lelah merevisi lagi dan lagi logbook milik anak-anak laki. Akhirnya dia mengumpulkan logbook semua anak lalu dibagikan 3 logbook milikku, Trisha dan Dinda. Logbook ini dijadikan contoh untuk yang lain. “Kalian baca, lalu coba revisi sendiri ya” Logbook milik Trisha menurutku lebih cocok disebut jurnal, karena bentuknya cerita bukan point-point. Tapi isinya sangat menarik, dia menggunakan panca indranya saat menulis serta gambar, jadi lebih renyah dan menarik :D Kalau punya Dinda, keren juga, dia menulisnya detail dan ada beberapa pengamatannya yang menarik. Kata Kak Melly ini progress besar bet dibanding logbooknya tahun 2016 wkwk Basah-basahanSetelah selesai dengan urusan jurnal, kami semua diperbolehkan berenang di laut. Ada beberapa sisi pantai yang bisa dipakai renang. Daripada menentukan tempat berenang, kakak mentor menyuruh kami mengelilingi pulau dan memilihnya sendiri. Pulau Karya tidak terlalu luas, hanya butuh 15 menit untuk mencapai tempat awal. Tetapi banyak sekali hal menarik di sisi lain pulau, seperti makam dan kantor pemadam kebakaran. Makam-makam di sini cukup ngeri, karena kayak terbengkalai dan tidak ada pagar pembatas. Untung aja semalem kami tidak disapa oleh penghuni pulau, kalau gak bisa bubar tuh semua yang kemping. Tampaknya pulau ini adalah tempat kantor-kantor pemerintahan. Karena di sini ada kantor polisi dan pemadam kebakaran. Dibanding kapal kayu yang berkali-kali kami pakai, kapal pemadam ini berasa mewah pake banget. Warnanya merah, bersih, mesinnya gede dan ada water cannon di depannya. Kesanku begitu melihatnya adalah “pasti cepet banget dan asik banget tuh di atas kapalnya” Di pulau sekecil itu saja kami sempat salah jalan. Melewati beton-beton yang terputus, basah-basahan dan sampai ujung… jalannya mentok! “Hei kalian ngapain?” teriak Kak Ali, muncul dari semak-semak. Mirip pemberontak di Poso sana, tiba-tiba banget. Seketika aku merasa yang kami lakukan sia-sia Setelah melewati hutan yang cukup rapat, terdapat pantai dengan Kak Opal duduk manis menyambut kami. Ini adalah pantai yang sempat dikatakan oleh Kak Shanty. Lebih landai daripada yang dibelakang tenda. Aku langsung saja bermain pasir di pinggir pantai, aku mager berenang walaupun sudah pakai celana renang. Baru kakinya saja yang masuk air, tapi semua langsung keluar lagi. Mereka merasa di sini terlalu cetek sehingga lebih memilih ke laguna dibelakang tenda. Awalnya aku bersikeras ingin di sini bersama Kak Opal karena dah PW, tapi kok sepi, akhirnya kami pindah juga. Ketika nyaris semua berenang, aku masih males karena bawa baju basah tu gaenak. Tapi mau main pasir, gaada juga karena di sekitarnya karang semua. Lalu aku berpikir “Pasti sakit kalau tidur-tiduran di karang, mending di air aja deh” Semua orang senang berkompetisi, termasuk mentor kami. Tidak tahan melihat kami berenang dengan damai, mereka mengadakan kompetisi renang antar regu. Kelompok GarLa lawan Anjing Laut. Kuamati lawan kami, Fattah ada di sana, itu adalah tanda kekalahan, sayang tidak ada surrender di pengaturan. Jadi aku tetap ikut pertandingan. Tampaknya pemikiranku sama dengan semua orang di timku. “Aku gamau lawan Fattah” Akhirnya lawanku Kak Opal dan lawan Fattah adalah Ali. Kak Opal ternyata penampilannya saja yang mengerikan, saat bertanding, alhamdullilah aku unggul cukup jauh. Siapa pemenangnya? tentu saja kelompok Fattah, dan kami semua yakin itu berkat Fattah, bukan kerjasama tim. Pertandingan yang paling ngakak adalah ketika Alev melawan Fakhri, duo poni kepanjangan. Selama bertanding mereka miring tak keruan, akibat pandangan tertutup poni. Kocak banget melihat mereka miring ke kanan kiri lalu ditengah-tengah berenti untuk membentulkan poninya (Yang bOtAk Iri Cie) Setelah itu sempat diadakan lomba mixed alias nyampur regu putra dan putri, tapi aku lebih tertarik memantulkan batu di atas air. Rekorku bisa sampai 8 lhoo :D Begitu matahari berada tepat di atas kepala, kami disuruh kakak mentor untuk naik dan istirahat, silahkan melanjutkannya agak sorean. Begitu naik dingin banget sumpah, kayak di depan ac sambil telanjang. Jadinya aku tidak nyaman dan ingin masuk lagi ke air. Akhirnya yang kubenci terjadi juga. Ali atau Alev memasukan pasir ke pantatku, ohmaigad ini adalah hal paling menyebalkan, pasirnya sudah berkali-kali dibersihan tidak hilang. Langsung aku naik dan bergegas mandi. Sambil ke kamar mandi, kuraba-raba celanaku. PANTES AJA gaabis-abis ternyata ada bolong gede banget, di bagian pantat jadi pasirnya tidak habis-habis masuk teruss, kaya air. Detik-detik Terakhir di PulauSore hari semua tidak punya tenaga lagi untuk bangun. Semua tertidur kelelahan. Aku sendiri tertidur di sofa dekat laut, saat bangun kulihat mentor-mentor sedang ngerujak dengan view laut gicuu. Kucomot satu potong bengkuang dari kotak tupperware ungu. Seketika ku terbangun, mata memerah, lidah terbakar… Entah botol minum siapa yang ada di dekatku. Langsung kuteguk isinya, sampai pedasnya hilang. Pedas Hilang, Kembung Datang RUJAK INI SUKSES MEMBUATKU ON LAGI! Malam terakhir, angin berhembus sangat kencang ditambah aku agak-agak dehidrasi, biasa lupa minum pas main. Membuatku menggigil + pusing. Aku langsung tidak mud untuk becanda dengan yang lain. Saat Syauqi menyabetku dengan sarung, aku tahu dia becanda tapi entah kenapa kezel para, apalagi pas ditanya dia bilang “Liat Sisi Positifnya.” langsung saja kupingnya kujewer, sambil berkata “Kalau ini apa positifnya?” Melalui tulisan ini aku ingin minta maaf yaaa wkwkwk. Sebelum tidur, kakak-kakak mentor mengumpulkan kami semua untuk diskusi terkait eksplorasi 2018. Apa yang dipelajari, apakah mau melakukan kegiatan seperti ini lagi. Setelah berkegiatan dengan teman-teman apa sisi positif dari mereka? dan beberapa pertanyaan lain. Aku ingin memberikan pandanganku terhadap satu timku di sini. Karena mereka semua hebat-hebat banget.
Seperti malam-malam sebelumnya, akulah yang tidur pertama. Bersama Alev, Ali, Fakhri kami kembali tidur di luar, dan aku menyesali keputusanku karena DINGIN BANGETTT.
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|