Tentu masih teringat di kepalaku beberapa tahun lalu, ketika Jabodetabek terkena pemadaman total untuk seluruh bagiannya akibat pembangkit listrik yang selama ini mensupply sebagian besar konsumsi listrik Jabodetabek mengalami masalah. Awalnya dari berita yang bereda pembangkit listrik tersebut terkena gempa dan harus diperbaiki akan tetapi belakangan berita tersebut dilarat karena sebenarnya itu terjadi karena adanya gangguan transmisi di Ungaran dan Pemalang. Pemadaman hanya berlangsung selama sehari, akan tetapi kejadian tersebut sudah mirip dengan bencana nasional. Hampir seluruh jabodetabek lumpuh, seluruh rumah gelap gulita. Handphone juga tidak bisa dicharge karena mati listrik tersebut. Aku sendiri waktu itu terpaksa pergi ke mall malam-malam dengan baju tidur bersama beberapa temanku untuk mencharge hp dan melihat cahaya untuk sesaat. Dari kejadian ini, timbul pertanyaan di kepalaku apakah ketergantungant erhadap listrik ini dapat dihilangkan atau minimal apa yang harus kita lakukan jika sumber listrik perlahan menghilang. Perlu diketahui PLN mencatat pada 2017 konsumsi listrik di Jawa - Bali selama sehari mencapai 25.000 Mega Watt. Saat ini setiap tahunnya kita mengkonsumsi lebih dari 100 juta ton Batubara untuk mensupply kebutuhan listrik kita yang sangat besar. Aku sendiri tidak terbayang berapa banyak cadangan yang kita miliki dan berapa persen yang kita habiskan, tapi dari bayanganku angka tersebut sangatlah besar dan supply batubara kita akan menghilang dalam waktu singkat. Berbagai energi terbarukan terus bermunculan seperti surya, thermal, ombak, angin dan banyak lagi akan tetapi tetap saja ada sumber daya yang dipakai untuk membuat pembangkit-pembangkit tersebut juga lahan yang diperlukan untuk membuat sebuah solar farm atau wind farm. Sehingga pada akhirnya salah satu pilihan terbaik kita yang nyata dampaknya dan dapat dilakukan sendiri adalah mulai untuk mengurangi konsumsi listrik harian. Akan tetapi sebenarnya apa sih yang bikin konsumsi listrik kita bisa naik seperti ini? Menurutku hal tersebut dipengaruhi dengan berbagai kemajuan teknologi yang kita miliki dan betapa teknologi-teknologi tersebut telah menjadi esensial dalam hidup kita sehari-hari. Sebut saja beberapa diantaranya seperti airfyer, handphone, mobil listrik, kompor, lampu komputer dan yang paling up to date adalah Cryptocurrency. Cryptocurrency adalah sebuah konsep baru dari mata uang yang menggunakan sistem blockhain. Dengan sistem ini, tidak ada bank sentral dan seluruh jejak dari uang tersebut tercatat dalam sebuah ledger yang terus diperbarui, sehingga mereka transparan dan memiliki rekam jejak yang jelas. Untuk mencatat jejak dari koin ini yang telah bergerak kesana kemari, mereka membutuhkan mesin yang canggih yang sanggup mengurai jutaan kolom dalam waktu sebentar. Mesin tersebut tidak bekerja secara gratis, ketika mereka berhasil menambahkan transaksi baru dalam ledger mereka mendapatkan upah dalam bentuk koin yang mereka pecahkan. Proses ini dikenal juga dengan mining. Untuk detail lengkapnya kamu bisa melihatnya di youtube, karena aku sendiri tidak pernah mencoba mining ataupun melakukan jual beli crypto sehingga deskripsi tadi hanyalah dari pengamatanku. Kembali ke mining, mesin-mesin pemecah kode ini yang berlomba-lomba untuk lebih dulu medapatkan uang ini bekerja selama 24 jam nonstop. Karena semakin lama mereka beristirahat semakin banyak uang yang mereka lewatkan. Dari sini apakah sudah terbayang berapa banyak listrik yang dihabiskan oleh mesin-mesin penambang ini? 24 jam, tanpa henti melakukan pekerjaan ekstra berat. Mengutip dari kompas.com Menurut laporan Bitcoin Energy Consumption Index yang dirilis Digiconomist, proses penambangan satu keping Bitcoin saat ini memakan daya 1.820 kilo Watt per jam (kWh). Menurutku hobi baru ini merupakan sesuatu yang saat ini masih abstrak dan terus berkembang, akan tetapi jika melihat kedepannya tampaknya koin-koin virtual ini tampaknya dapat menjadi jalan pintas jika kita ingin menghancurkan bumi ;)
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|