Senin kemarin adalah pertemuan kedua dari Kelas Riset. Setelah di pertemuan pertama kami menentukan target dan aturan untuk kedepannya. Di pertemuan kedua kami belajar tentang riset dari Om Yanuar.
Kelas kali ini memperjelas artian dan isi sebuah riset. Jadi riset bukan hanya sekedar mengumpulkan informasi, memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, bukan mencari informasi secara acak dan bukan juga alat untuk caper biar keliatan keren. Inti dari riset adalah interpretasi, memaknai dan menterjemahkan data secara sistematis untuk mendapat pemahaman baru.
0 Comments
Untuk kali ini tugas yang diberikan sebagai PR adalah mengerjakan beberapa soal latihan di Khan Academy.
Karena kedepannya kami akan berurusan dengan data,asumsiku tugas ini diberikan sebagai pengenalan. Sebenarnya aku sudah mengerjakan setengah dari materi yang diberikan sebelum ditugaskan, karena disuruh ibu. Aku ikut serta dalam Kelas Riset yang diadakan oleh Jaladwara. Ada 3 anak lainnya yaitu Lita, Gya dan Aruna yang juga ikut di dalamnya.
Selama 5 bulan ke depan kami akan berlatih untuk meriset, mengolah data, membuat tulisan dan banyak lagi dengan tema “Nelayan di mata kami” Kelas ini merupakan hal baru buatku. Aku rasa karena sebentar lagi aku masuk kuliah, sudah saatnya untuk belajar bagaimana cara meriset, mengolah data yang asumsiku bakal banyak sekali dipakai saat kuliah nanti. Untuk pertemuan pertama kami berkenalan satu sama lain dan mendiskusikan hal-hal dasar, seperti harapan dan aturan dari kegiatan ini. Di pertemuan ketiga ini, kembali ada dosen tamu yang berbagi cerita. Om Ismail Fahmi dari Drone Emprit bercerita tentang data scientist dan big data.
Aku tertarik sekali untuk ikut serta, karena sekarang data adalah salah satu hal penting di dunia. Selain itu aku juga tertarik untuk tahu lebih jauh terkait pekerjaan data scientist. Big data berdasarkan kelas kemarin adalah data dalam jumlah yang sangat-sangat banyak dan tersimpan dalam berbagai bentuk teks, angka, video, foto, suara etc. Di Kelas filsafat kemarin, cukup banyak hal baru yang dipelajari. Ada 3 topik yang diangkat, policy, demokrasi dan HAM.
Kelas kali ini menurutku lebih berat dibanding biasanya. Kalau biasanya kita hanya membicarakan 1 topik, kali ini langsung 3 hal yang dibahas dalam satu pertemuan. 3 topik yang diangkat merupakan hal yang sering sekali aku dengar, tapi aku tidak terlalu mengerti artinya. Kelas kali ini memperjelas gambaranku tentang ketiga hal diatas. Minggu lalu kami belajar tentang storytelling dengan Kak Wini, ini adalah pertemuan terakhir dari seri ketiga Kelas Filsafat.
Setiap narasumber memiliki cerita yang menarik. Kali ini aku belajar banyak tentang bagaimana kita bisa mempunyai kekuatan untuk menggerakan orang lain lewat cerita. Zaman sekarang semakin mudah menggerakan orang dengan storytelling, karena media sosial. Dulu zaman purba, setiap orang maksimal hanya bisa bercerita ke 150 orang, tapi sekarang melalui instagram story kita bisa melewati 150 dengan mudah. Instagram storyku saja viewnya bisa mencapai 400-500. Setelah 2 minggu sebelumnya kami dihadiri oleh “dosen tamu.” Pertemuan kali ini membahas refleksi dan materi terkait memahami masyarakat dari Om Yanuar.
Materi kelas kali ini merupakan salah satu yang paling menarik menurutku. Karena Om Yanuar memperjelas fenomena-fenomena yang ditemui sehari-hari. Ketika masuk SMA, kita memilih antara jurusan IPA dan IPS. Dari pengalamanku ngobrol dengan teman-teman, IPA dipandang sebagai jurusan unggulan, kalau nilai jelek baru masuk IPS. Pertemuan Kedua, Sesi ketiga Kelas Filsafat membahas tentang seluk beluk media bersama dengan Tante Sofie Syarief. Dia adalah seorang presenter di Kompas TV.
Dari sesi ini aku belajar bahwa dunia media konvensional penuh dengan politik. Berbeda dengan Om Dandhy dan Watchdoc yang bisa menentukan sendiri topik yang dipilih. Di media konvesional seperti tv dan koran, bahkan berita yang sudah siap tayang bisa dihilangkan sesuai keinginan pemiliknya. Faktor pemilik menjadi sesuatu yang sangat-sangat besar dan mengganggu kalau dari cerita yang kudengar kemarin. Kamis kemarin (10/09/2020) adalah pertemuan pertama dari sesi ketiga kelas filsafat. Minggu ini ada Om Dandhy Laksono sebagai tamu. Dia bercerita tentang video dokumenter.
Om Dandy dan Watchdoc adalah salah satu panutan dan inspirasiku dalam membuat video dokumenter. Topik yang diangkat oleh Watchdoc biasanya jarang terdengar dan alur ceritanya enak dan jelas sehingga film-film mereka menjadi favorit. Aku juga beberapa kali membuat video tentang masalah yang ada di sekitar. Tetapi berbeda dengan watchdoc yang videonya bisa mencapai 2 jam, videoku hanya berdurasi 1-5 menit. Selama ini aku hanya tahu rempah sebagai bumbu masakan dan penyebab para penjajah ke Indonesia. Tapi setelah ikut serta dalam kegiatan ini aku jadi tahu lebih banyak cerita tentang lada baik di masa sekarang maupun zaman dulu.
Selain itu, Foto-foto yang kutemui sepanjang kegiatan membuatku bertanya-tanya dani ni juga meningkatkan rasa penasaranku akan cerita-cerita dibalik rempah yang ada. Kelas ini bagaikan kunci harta karun buatku. Isi petinya adalah berbagai cerita tentang sejarah rempah-rempah yang ada. Aku berharap semoga ada lagi kelas seperti ini karena baru 8 rempah yang kita telusuri ceritanya. Masih banyak rempah lain yang aku yakin pasti memiliki ceritanya sendiri. Aku jujur kagum setelah mendengarkan ceritanya, karena tidak terbayang olehku sebuah bumbu bisa memiliki peran yang begitu penting, bahkan hingga menggerakan seluruh dunia. Tanpa rempah mungkin tidak ditemukan benua baru atau bahkan Indonesia tidak bersatu… Oh iya terakhir, pesan yang aku tangkap dari cerita ini adalah untuk untuk tidak mempercayai mitos dan tidak rakus. Karena kerakusan VOC, banyak orang yang menjadi budak. Baik penduduk lokal maupun orang Belanda yang mencari peruntungan di Pulau Banda. Karena kerakusan pula petani-petani Cengkeh menjadi miskin. BPPC yang dibuat oleh anak Soeharto membuat seluruh Cengkeh harus dijual ke sana dengan harga yang sudah ditentukan. Akibatnya para petani menjadi kesulitan uang, padahal sebelumnya setelah panen, petani cengkeh bisa membeli karena harga jualnya yang sangat tinggi… |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|