“Ayo Kay, besok hari selasa (17/01/17) kita ke Darungan, cari Seriwang Jepang,” kata Mas Swiss. “Kenapa dibela-belain sampe pergi ke Darungan Mas Swiss? Cuman buat nyari satu burung,” tanyaku dengan penasaran. “Iya, burungnya ini catatan pertama untuk daerah Jawa Timur, siapa tahu kita bisa dapat fotonya,” jawab Mas Swiss. “Wah pasti seru banget nyari, aku bisa jadi salah satu yang pertama ngeliat di Jawa Timur, selain itu juga bisa ketemu banyak burung yang lain,” seruku dalam hati. Ranu Darungan yang berada di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru) ini memakan waktu 4 jam perjalanan dari Kota Batu. Berangkat dari Malang sekitar pukul 15.00 kami sampai di sana pukul 19.00. Di saat kami hampir sampai, ada batang pohon yang tumbang dan perbaikan jalan yang membuat kami harus memutar jalan. Kami menginap di “RESORT RANU DARUNGAN,” jangan dipikir resort yang mirip hotel, resort yang ini adalah kantor Taman Nasional untuk kawasan Ranu Darungan. Ada beberapa kakak dari UMM (Universitas Muhamadiyah Malang) yang sedang kuliah lapangan, mereka tidur di rumah penduduk dekat resort. Selain itu ada juga Mas Ibunk, penjaga TNBTS juga tapi di daerah Coban Trisulo dan Mas Happy. Aku pertama kali bertemu dengan keduanya di Merapi Birdwatching Competition. Mas Happy bela-belain datang dari Surabaya untuk mencari Seriwang Jepang. Mas Ibunk dan Mas Happy sudah melihat burung itu kemarin, tetapi karena kami datang maka mereka memutuskan tinggal dua hari lagi. Melihat banyaknya orang yang datang, aku jadi makin penasaran dengan burung ini. Pak Tony, dialah yang membuat semua orang secepat mungkin datang ke Ranu Darungan. Ia berhasil mendapatkan foto burung tersebut dan menguploadnya di facebook pada tanggal 13 Januari 2017. Baru pukul 04.00 aku sudah bangun keesokan harinya dan siap mengabdikan foto Seriwang, walaupun aku sedikit ragu karena kameraku yang tidak bisa mengambil gambar di lowlight. Pukul 05.30 semua sudah siap, saatnya berangkat! Baru saja mulai perjalanan aku sudah bertemu dengan Pentis Pelangi, yang sayang sekali tidak berhasil aku potret. Kami berhenti cukup lama untuk memancing keluar Beluk-Watu Jawa dengan rekaman suara. Setelah menunggu 15 menit, hanya suara saja yang kami dapat, burung ini tidak menunjukkan diri sedikit pun. Kami pun melanjutkan perjalanan sambil menengok kanan kiri mencari burung yang bisa kami lihat. “Biasanya datengnya sama Kipasan Bukit,” kata Mas Ibunk. Benar saja tak berapa lama kami bertemu dengan kawanan (flock) Kipasan Bukit dan Seriwang Jepang ada di dalam flock tersebut. Bentuknya mirip dengan Kipasan Bukit hanya saja warnanya ungu, kepalanya ada jambul dan ekornya yang sedikit lebih panjang. Sayang kameraku tidak berhasil, begitu juga dengan yang lain. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu burung tersebut kembali selama kurang lebih 30 menit, tetapi yang ditunggu tidak datang juga. Sehingga kami memutuskan untuk turun ke bawah. Mas Swiss yang tak berapa lama naik kembali ditemani Mas Ibunk, berhasil mendapatkan foto Seriwang Jepang di hari pertama. Sambil makan salak, aku mengamati sekitar, tiba-tiba aku melihat seekor elang hitam individu muda. Awalnya jauh sekali, tapi tak lama kemudian elang tersebut mendekat. Semua langsung bergegas mengambil kamera masing-masing. Aku yang yakin tidak bisa mendapatkan foto karena elangnya terlalu lincah hanya mengamati dengan binokular. Malam harinya, aku, Mas Happy, Hilmi, Mas Kukuh, Mas Nurdin, dan Mas Ibunk melakukan pengamatan malam di spot yang sama. Di sini sangat berbeda dengan Jakarta, tidak ada satupun cahaya yang terlihat, sangat gelap. Kami berjalan agak ke atas dengan tujuan mendapatkan foto Paruh Kodok Jawa, yang jika kutemukan merupakan lifer. Baru saja kami sampai di spot yang di maksud, sudah ada suara Paruh-Kodok Jawa. Mas Kukuh menyalakan speaker dan mulai memancing agar burung nokturnal ini mendekat. Tanpa suara terlihat bayangan burung tersebut terbang ke ranting yang ada di dekat kami. Langsung semua memotretnya, aku berhasil mendapat beberapa frame yang jelas, tetapi Mas Nurdin gagal, semua shaking dan tidak jelas. Tak berapa lama burung tersebut pindah ke pohon lain dan terbang jauh ke dalam hutan. Kami semua kembali ke resort, bersiap untuk pencarian Seriwang hari ke dua.
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|