Awalnya aku pikir di tempat tinggal baruku ada banyak warung makan, sama seperti yang kutemui saat tinggal di kota. Apalagi nominal uang saku yang kubawa ke Banyumas “banyak” menurutku. Terbayang olehku, makan ayam goreng, opor, soto ayam, ayam panggang, tahu goreng, kentang balado, tumis kangkung, telor ceplok balado, wortel dan buncis kuah kuning dan banyak lagi makanan yang biasa kutemui di warteg. Baru membayangkannya saja air liur rasanya sudah menetes dari mulut. TAPI ITU HANYA ADA DI PIKIRAN. Sampai di sana tidak ada rumah makan seperti ekspetasiku. Tidak ada yang jual karena semua memasak di rumah masing-masing. Buyar sudah angan-anganku. Di Dusun Pesawahan, hanya ada tiga warung serba ada dan sayangnya mereka tidak menjual lauk pauk layaknya warteg. Paling-paling hanya indomie. Untukku yang punya riwayat buruk setelah makan indomie, lebih baik nggak deh. Ketika kami tinggal di PAKIS saat baru datang, Kang Is memesankan lauk buat kami jadi makanannya terjamin. Lauknya pun berganti-ganti dan enak semua menurutku. Jadi walaupun tanpa warung makan, semua lauk yang ada sangatlah lezat dan menggunggah nafsu makanku. Setelah 3 hari makan enak di sekolahan. Saatnya kami pindah ke rumah teman-teman. “DISINI ADALAH SURGA” begitu pendapatku terkait semua makanan yang aku dapat. 3 kali sehari aku makan lauk pauk 4 sehat 5 sempurna. Berbagai sayur mayur yang masih hijau dan segar aku lahap setiap harinya. Yang paling aku cintai dari semua makanan ini adalah Daun Singkong Kuah buatan Mamanya Lia, Terong Balado buatan Mamanya Radit, Tempe Orek buatan Mamanya Resa dan Sayur Sop buatan Mamanya Bagas. Sayur bukan makanan yang biasa mengisi piringku saat dirumah. Tapi sumpah, sayur di sini rasanya beda dengan dirumah. Aku selalu senang dengan sayur apapun yang dihidangkan. Di sini aku mencoba untuk pertama kalinya daun pakis dan nangka muda. Nangka itu menurutku awalnya tidak enak, aku selalu menghindar entah kenapa setiap ditawari nangka muda yang ada di gulai atau sayur. Aku rela mengotori tanganku demi memisahkan nangka-nangka yang bercampur dengan daging dalam gulai kambing yang dihidangkan saat idul adha di masjid. Tapi ternyata rasanya enak, gurih dan bertekstur, kalau menurutku rasanya mirip-mirip dengan daging. Bisa lah di sebut daging palsu “Maaf ya disini makanannya gaenak, sederhana ga kayak dirumah” berulang kali kata-kata seperti ini keluar dari semua orang tua asuhku. Padahal justru ini enak bangetttt. Di rumah… pagi telor, siang telor, malam telor, paginya telor lagi, siangnya telor dann malamnya? telor lagi tentu sajaa. Dengan rasanya yang lezat banget ditambah medan di sekitar rumah yang ekstrim membuat porsi makanku setara dengan dua orang. Kadang kalau porsiku terlalu dikit, aku diambilkan nasi lalu diisi hingga menurut orangtuaku cukup wkwk. Untung aku bisa menghabiskan semua yang ada di piringku. Memang tidak ada manusia yang tinggal di surga terus. Nabi saja dulu turun ke bumi. Begitu pula dengan aku. Setelah tinggal di rumah teman-teman saatnya untuk kembali ke menginap di sekolah, tapi sekarang makanan menjadi tanggung jawab kami sendiri. Hari-hari terakhir saat menginap di sekolah aku mendapatkan kemampuan meramal. Tanpa bola kristal atau kartu-kartu aneh, aku bisa langsung tahu apa yang akan dimakan untuk “lunch” bebas kamu mau bertanya lunch hari ini, besok lusa atau tiga hari lagi, jawabannya telor :D Kalau di siang hari kami makan aneka macam telor. Di malam hari menu makananku lebih variatif. Kadang ayam geprek, kadang soto ayam, kalau bosan aku makan mie aceh, terkadang aku juga makan kari ayam. Semuanya makanan yang mengguggah selera itu tersaji dalam bentuk mie instan. Delapan hari bertururt-turut aku memberi perutku asupan mie. Aku pun masih takjub tidak terjadi sesuatu denganku. Karena di Jakarta, satu bungkus saja sudah cukup membuat maagku kambuh dan pusing satu hari penuh. Dengan asupan mie yang dasyat, aku tidak pernah lupa untuk berdoa selesai sholat “Ya allah, semoga aku pulang tidak kena usus buntu ya allah, aminnn” tidak pernah sekalipun aku lupa dengan doa itu.
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|