Setelah sebelumnya belajar tentang data kuantitatif sekarang kami belajar tentang data kualitatif. Riset dengan pendekatan kualitatif adalah sebuah upaya untuk menjelaskan fenomena yang terlihat. Penelitian kualitatif berguna jika subjek penelitian dianggap cukup kompleks dan butuh penjelasan yang lebih mendalam. Jika kuantitatif hanya bisa menampilkan data di permukaannya, dengan ini kita bisa tahu lebih dalam. Misalnya alasan orang tersebut memilih A bukannya B. Kuantitatif dan kualitatif bisa digabungkan. Jadi misalnya kita ingin meriset tentang “Transisi warga Jakarta dari kendaraan pribadi ke tranportasi umum” Kita bisa melakukan riset kuantitatif dulu di awal untuk tahu jumlah penduduk yang menggunakan kendaraan pribadi dan umum di tahun 2007 misalnya, lalu dibandingkan dengan data di tahun 2020. Kita bisa menunjukan tren penduduk yang berpindah tersebut. Kalau aku pribadi, setelah melihat tren yang menunjukan perubahan pasti bertanya-tanya setelahnya kok bisa ya. Kenapa mereka mau berubah? Riset kualitatif bisa masuk untuk menjelaskan fenomena ini. Apa alasan warga akhirnya berpindah. Menurutku kedua hal ini jika digabung justru akan menjadi lebih kuat. Untuk riset yang nanti akan dilakukan bersama Kelana Maya. Sebisa mungkin aku ingin melakukan riset yang menggunakan keduanya. Jadi setiap riset kualitatif spesifik untuk satu fenomena. Walaupun kita mengaplikasikan cara yang persis sama. Sangat mungkin untuk mendapatkan jawaban yang berbeda dari riset pertama. Karena fenomenyanya sudah berbeda. Di sini ada bias personal. Jadi semua sangat berpengaruh dengan subjek yang diamati. Di riset ini, angka bukan sebagai penjelas. Jadi bentuk datanya berupa hasil pengamatan dan interpretasi kita bukan numerik. Yang penting untuk diingat juga adalah semua pernyataan yang narasumber keluarkan adalah kebenaran subjektif. Kebenaran subjektif sendiri artinya itu kebenaran yang dipercayai oleh si narasumbernya. Susah untuk membantah cerita yang bedasarkan pengalaman dia sendiri, karena kita tidak ada di dalamnya. Jadi lebih baik kita mendengarkan dan mencatat daripada sibuk berbantah-bantahan. Tetapi apakah kita menyajikan semua yang narasumber katakan? Jawabannya tidak. Inilah kenapa penelitian kualitatif disebut interpretifisme. Jadi hasil wawancara tersebut dan hasil riset lainnya, kita interpretasikan menjadi sesuatu. Interpretasi menurutku jadi kunci dari penelitian kualitatif. Seberapa ahli kita menginterpretasi semua materi yang kita punya bakal mempengaruhi hasil yang keluarkan. Setiap orang tentu memiliki interpretasi yang berbeda untuk satu hal yang sama. Oleh sebab itu peneliti harus berani untuk bilang “Ini adalah hasil interpretasiku, apapun yang terjadi” Boleh saja orang lain mengeluarkan interpretasi mereka atau mendebat kita, tapi kita harus yakin dengan hasil interpretasi kita, bukannya menjadi plin plan. Nah agar hasil interpretasi kita tidak ngasal sama sekali, kita perlu menggunakan Socratic Question untuk mengklarifikasi lagi. Apakah yang kita keluarkan ini sudah masuk akal, apa maksud dari hal ini. Asiknya dari data kualitatif ini adalah flexibel. Sumber datanya ada di mana-mana. Instagram, Tiktok, Youtube, Twitter, Jurnal, Koran bahkan cerita dari orang lain. Aku sendiri setelah mendengarkan penjelasan Om Yanuar merasa selama ini aku telah melakukan proses riset kualitatif ketika membuat video untuk lomba. Seperti Vlog tentang TPA yang aku buat. Aku menggabungkan observasi, etnografi dan wawancara lalu data yang kudapat aku interpretasikan menjadi sebuah video naratif tentang perjalanan truk sampah hingga ke TPA. Aku mengamati truk tersebut setiap minggunya, lewat mana saja di kompleksku apa saja yang diambil. Setelahnya aku mewawancarai supir truk tersebut untuk tahu pengalaman mereka, apa suka dukanya.Berapa hari mereka kerja dll. Lalu untuk menyempurnakannya aku ikut serta dalam truk tersebut menjemput sampah dari pagi hari hingga kembali ke pool pada tengah malam menjelang pagi. Dari sini aku jadi tahu bahwa, dibalik sampah yang kita hasilkan dan kita buang dengan mudah terdapat perjuangan yang sangat melelahkan dan menurutku sendiri tidak manusiawi. Untuk melihat videonya silahkan cek dibawah sini. Setelah pertemuan keempat, aku semakin tidak sabar untuk mulai melakukan riset. Setiap pertemuan seperti memperbesar semangatku dan rasa penasaranku tentang apa yang bakal kita teliti nantinya!
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|