Kamis, 4 Februari 2016 23:24 Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah http://jogja.tribunnews.com/2016/02/04/masih-kecil-tapi-sudah-jadi-pengamat-burung TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebuah tantangan dan juga kesenangan yang menyatu, memacu Mikail Kaysan (12) tertarik menjadi pengamat burung di usianya yang masih muda. Kaysan yang sudah diperkenalkan dengan kegiatan pengamatan burung sejak usia 4 tahun, pada tahun 2013 memutuskan bergabung dengan Jakarta Bird Walk untuk bisa mendalami spesies burung yang ada di Indonesia. "Orangtua memberikan dukungan penuh atas hobiku ini. Bahkan kalau ada pertemuan pengamat dan pemerhati burung di luar kota, beberapa kali diantar. Kalau sekarang sudah bisa pergi sendiri," terangnya ketika ditemui Tribun Jogja saat jeda acara Konfrensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Indonesia II, di Auditorium Kampus 3 Gedung Bonaventura Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Kamis (4/2/2016). Siswa kelas VI tersebut melakukan perjalanan terjauhnya untuk pengamatan burung hingga ke Koto Kaciak, Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat. Di sana ia menemukan spesies Cekakak Belukar yang sangat indah di matanya. Kaysan lantas mengamati spesies tersebut lekat-lekat, dan mencatat jenisnya. Debutnya sebagai pengamat burung tak berhenti sampai di sana. Sejak awal tahun 2016, setiap hari, siswa home schooling tersebut melakukan pengamatan secara independen di komplek rumahnya di daerah Buaran, Jakarta Timur. Proyek tersebut sudah lama ia rencanakan dan ia targetkan selesai tahun ini juga. "Aku sedang mengerjakan proyek pemetaan burung di komplek rumahku. Setiap hari aku melakukan pengamatan tentang jenis burung apa yang hidup di sekitar sana. Hingga saat ini, berdasarkan pengamatanku, populasi terbanyak adalah Burung Gereja. Ada juga Kutilang di sana," terangnya. Bertekad ingin jadi pengamat burung profesional, nantinya, jika proyeknya tersebut usai, ia ingin mendedikasikannya untuk ilmu pengetahuan dan juga sumber informasi bagi siapapun yang membutuhkan. "Tidak dijual. Nanti kalau ada yang mau bisa langsung kontak aku," ucapnya lalu tersenyum. Motivasinya datang ke Yogya untuk mengikuti konfrensi tersebut pun tak lepas dari keinginannya untuk memperdalam pengetahuan tentang jenis-jenis burung di Indonesia, baik yang endemik maupun migran. Perjalanannya mendokumentasikan jenis-jenis burung ia jabarkan secara gamblang dan menarik di blog pribadinya catatankaysan.weebly.com. (tribunjogja.com)
0 Comments
Awal Oktober 2015, Ady Kristanto menawarkan Kaysan untuk berbagi cerita tentang hobinya mengamati burung dalam rangka peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2015 yang akan diadakan media online Greeners.co. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap tanggal 5 November sejak tahun 1993 berdasarkan Kepres No. 4 Tahun 1993. Menjelang hari H, Ady lebih lanjut menginfokan acara akan diadakan hari Minggu (15/11/15) pk. 15-16 WIB, sebagai bagian dari acara Coaching Clinic Indonesia Wildlife Photography (IWP) bersama Gusti Wicaksono, salah seorang fotografer IWP. Kaysan diminta menyiapkan cerita dan foto yang menjelaskan awal mula ia senang memotret burung liar selama 15-20 menit.
Kaysan bercerita secara kronologis dari pertama kali diajak pengamatan burung oleh Ady Kristanto, hingga sekarang aktif memotret. Berikut apa yg ia ceritakan dan foto-foto yang ditampilkan.
Penulis: SS
Sesi wawancara dilakukan oleh Kompas TV tentang Capture Nature,"Geledah Jakarta, Menguak Potensi Keanekaragaman Hayati Ibu Kota" di Taman Ayodya, Sabtu 13 Juni 2015. Kaysan mendapat kesempatan bercerita soal asiknya melihat keanekaragaman hayati ibu kota. Simak cerita lengkapnya di situs Biodiversity Warrior Kehati. Terima kasih Kak Ahmad Baihaqi, koordinator kegiatan Capture Nature, untuk kesempatannya.
Media Indonesia (22/03/15) memuat wawancara beberapa anak yang memilih belajar di rumah, salah satunya adalah Kaysan. Artikel bertajuk "Belajar Menyenangkan Tanpa Sekat" tsb dapat dibaca secara lengkap di halaman daring Media Indonesia. Terima kasih mas Aar Sumardiono untuk kesempatan berbagi cerita. MIKAIL Kaysan Laksmana, 11, meminta kembali belajar di rumah setelah sebelumnya belajar di ruang sekolah hingga kelas 3. Sembari melahap sosis bakar, Kaysan bercerita waktu bermain bersama kedua orangtua dan teman komunitasnya berkurang. Padahal, aku Kaysan, dirinya sangat senang bermain keliling museum, pengamatan ragam burung, dan memotretnya. Kaysan juga merasa kehilangan hobinya membaca koran ketika belajar di sekolah karena setiap pagi harus sudah bersiap pergi ke sekolah dengan sepedanya.
Kini, setiap pukul 07.00 pagi, Kaysan pergi meÂngaji ke masjid di dekat rumah. Sekembalinya ke rumah, ia membuka koran yang diterima pagi itu, membaca sembari tiduran di lantai. Setelah itu, sarapan dan pergi mengitari perumahannya untuk mencari dan memotret jenis burung tertentu. Begitulah kebiasaan pagi yang berat ia tinggalkan. "Kalau Kaysan enggak baca koran, tau berita dari mana? Biasanya membaca kolom olahraga, komik, dan cerita bersambung," tukas bocah yang mulai membaca koran sejak sebelum masuk sekolah dasar di Jakarta, Rabu(18/3). Fleksibel dan Target Belajar itu untuk tumbuh dan kembang. Bukan sebatas persoalan akademik, melainkan juga kecakapan hidup. Begitu Shanty Syahril, 40, menanamkan pola pikir untuk mendidik Kaysan. Ada kekhawatiran yang sempat menggrecoki pikiran Shanty, ketika Kaysan lebih senang dan memilih belajar di rumah (homeschooling). Namun, setelah dimatangkan bersama suami, dibahas kembali apa tujuan dari proses belajar, mereka pun siap untuk berkomitmen terhadap proses homeschooling Kaysan. Untuk pilihan waktu belajar, kata Shanty, bersifat fleksibel tidak dibuat peraturan khusus, begitu juga dengan bahasan pelajaran, tergantung pada keinginan anak. Meski fleksibel, ada target yang harus dipenuhi dalam setahun yang dievaluasi setiap enam bulan sekali. "Target pasti ada supaya tahu perkembangan. Seperti satu hal yang saya terapkan, '1 hari 1 posting'. Kaysan harus menuliskan apa yang dia dapat dan pelajari pada hari tersebut. Pada periode tertentu, ia punya minat lain, seperti memotret ya kami persilakan. Dia menggunakan jejaring sosial saya untuk mengunggah jepretannya dan menyebarkan kepada kakak-kakak di komunitas yang ia geluti," ujar Shanty, ibu rumah tangga yang juga mengelola taman baca. Tidak hanya akademis, Kaysan pun memiliki target di bidang atletik agar segera naik ke kelas middle. Ia pun berusaha mencapai dengan latihan sebanyak dua kali dalam satu minggu. Kegiatan lainnya ialah berkeliling museum dan menonton pentas Teater Koma, sembari belajar sejarah melalui media yang menyenangkan dan tetap dalam pengawasan orangtua. Shanty pun berpendapat, setiap orangtua dan anak yang memilih untuk menerapkan homeschooling, pasti merancang waktu belajar yang fleksibel, tetapi memiliki target. Untuk hadiah ulang tahun Eyang Teh yang ke 94, aku memilih beberapa tulisan dari #proyek 365. Ibu membantu menyusun dan mencetaknya dengan ukuran huruf yang besar supaya Eyang Teh dapat membaca cerita-ceritaku. Ini file yang dicetak. Aku ingin berbagi cerita tentang caraku hidup sehat. Walaupun sering bermain komputer, aku tetap rajin beraktivitas di luar ruangan. Setiap sore selalu bermain bola di lapangan atau berolahraga. Menurut penelitian University of Minesotta, anak-anak harus bermain di luar minimal satu jam sehari agar tubuh terkena sinar matahari. Hal ini bisa membuat tubuh kita lebih sehat, kreatif dan suka berpetualang.
Terlalu banyak bermain game dan menonton televisi dapat membuat anak-anak atau orang dewasa sering sakit. Kata ayahku dahulu sebelum adanya game konsol anak-anak lincah dan kuat karena banyak bergerak. Aku pernah berjalan bersama teman-temanku, waktu itu baru saja berjalan 1-2 kilometer, mereka sudah lemas, dan minta istirahat. Olahraga adalah salah satu cara kita bisa hidup sehat. Lari, berenang, bulutangkis dan sepak bola adalah beberapa olahraga yang sangat aku gemari. Aku berlatih atletik bersama klub RACe, singkatan dari Rawamangun Athletic Center. Kami berlatih supaya gesit, lentur, cepat, dan kuat. Manfaat olahraga antara lain adalah dapat membuat otak kita lebih tenang, sehingga sakit pusing bisa teratasi. Sebuah penelitian oleh David Atkinson Direktur di Cooper Aerobic Center, Amerika Serikat menyatakan bahwa ketika kita berolahraga, tubuh kita melepas endorphin. Endorphin adalah senyawa kimia di otak kita yang bisa membuat otak kita lebih rileks. Selain olahraga, sayur juga menjadi salah satu komponen penting dalam hidup sehat. Sayur yang berwarna hijau mengandung zat besi tinggi, sehingga kita tidak anemia atau kekurangan sel darah merah. Selain itu sayur juga masih menyimpan segudang manfaat, seperti dapat membuat mata kita semakin sehat dan dapat membuat luka lebih cepat sembuh. Sejujurnya aku sendiri tidak terlalu suka sayur, tetapi aku ingat bahwa sayur banyak manfaatnya sehingga aku berusaha untuk memakannya. Kangkung, pokcay, dan bayam adalah beberapa sayur yang aku suka. Aku memiliki beberapa cara mengolah sayur-sayur tersebut. Aku biasa mengolah kangkung menjadi kangkung cah blacan. Selain itu aku juga suka pokcay saos tiram. Jika kalian berpikir hanya sayur yang dijual di pasar atau di tukang sayur saja yang banyak khasiatnya, berarti kalian salah. Saat aku belajar ke Sekolah Ekologi Kebon Sawah, aku diberi tahu oleh salah seorang pengajar bernama Umi Nissa Wargadipura bahwa sebuah tanaman yang dianggap benalu atau parasit, bisa berguna mengobati banyak penyakit. Nama tumbuhan itu adalah Sidaguri, bisa dimakan sebagai lalap. Seperti kata pepatah bahwa sehat itu mahal, oleh sebab itu kita harus menjaga agar tubuh kita selalu sehat. Sehat adalah sesuatu yang sangat menyenangkan karena aku bisa menjalani kegiatanku dan bertemu teman-teman. Ingat ya teman- teman jika orang tuamu menasehati agar berolahraga atau makan sayur yang banyak, itu untuk kesehatanmu. *) Naskah untuk pendaftaran pelatihan Reporter Cilik 2014 yang diselenggarakan Media Anak, Media Indonesia. Aku mengirimkan tulisan untuk ikut Lomba Menulis untuk Anak 2013 yang diadakan Komunitas 1001 Buku. Tema tulisannya sudah ditentukan yaitu kepahlawanan karena lomba diadakan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan. Alhamdulillah saat diumumkan ternyata tulisanku mendapat juara ketiga untuk kategori SD. Silakan membaca cerita lengkapku. Aku mencoba memasukan tulisanku tentang Naik Sepeda Jakarta - Karawang PP ke Rubrik Berani Mejelajah. Ke National Geographic Kids (NG Kids), aku mengirimkan pada Bulan Mei. Lalu setiap NG kids datang aku langsung melihat Rubrik Berani menjelajah aku kecewa karena tulisanku tidak ada di NG Kids bulan Juni.
Beberapa hari kemudian, aku di email oleh editor NG Kids. Untuk minta izin di edit tulisannya. Saat NG Kids Bulan Juli datang, aku melihat tulisanku dimuat di Rubrik Mejelajah. Selain itu aku juga akan dikasih T-Shirt Berani Menjelajah. Aku senang sekali. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|