Setiap hari, dari senin sampai jumat ayahku menembus kemacetan JORR. Jika dihitung perjalanan dari rumah sampai kantornya di Rempoa disaat-saat macet mencapai 2-3 jam. Itulah yang membuat ayahku sempat berpikir ingin berganti kantor.
Ayahku adalah lulusan Tehnik Lingkungan ITB yang dengan ajaibnya bisa menjadi customer service di perusahaan internet provider di Bandung. Sejak tahun 1995, ayahku dipindah-pindah perusahaan, namun masih di grup yang sama. Terakhir ia bekerja sebagai direktur operasional di perusahaan Sisnet Mitra Sejahtera. Jika ditanya apa saja yang ayah lakukan, dengan santai dia menjawab memastikan semua berjalan lancar. Ayah bertanggung jawab dengan para anak buahnya juga customer. Perusahaannya fokus ke solusi yang berkaitan tentang ATM sehingga customer bisa fokus berbisnis dengan nasabah. Dengan makin banyaknya ATM, pastinya makin banyak perusahaan seperti ini. Kiat utamanya untuk bersaing dengan yang lain adalah dengan mencoba efisien, optimal dan inovatif. Dengan kiat ini selama melayani customer, banyak yang percaya dan puas dengan hasilnya, “Relatiflah, kalau menurut ayah cukup layak, karena masih bisa menabung dan untungnya keluarga mengerti” pendapat ayah tentang apakah dibayar dengan layak oleh perusahaan. Ayah juga sudah merasa nyaman dengan kultur dan keluarga mendukung sehingga ayah semakin teguh untuk tidak berganti pekerjaan.
0 Comments
Untuk dummy outpot pada Eksplorasi 2017 aku akan membuat infografis beserta peta atau tulisan. Pada kali ini dummyku adalah infografis yang masing membutuhkan informasi dan tulisan dari surveyku saat ke Pulau Harapan.
“Mati lampu terus dek” cerita Pak Aji, sambil menemani kami makan siang di Pulau Harapan. Beruntungnya aku menjadi bagian dari tim survey eksplorasi ke Pulau Harapan (5-6 Oktober 2017). Aku mendapat kesempatan lebih dulu untuk mencari tahu tentang proyekku di Pulau Harapan. Pulau Harapan terletak di Kepulauan Seribu, waktu tempuh ke Pulau ini sekitar 2 jam menggunakan kapal cepat dan 7 jam dengan kapal ferry. Berapa hari ini headline berita di media cetak dan online adalah pencabutan moratorium Pulau Reklamasi di Teluk Jakarta oleh Pak Luhut, menteri kemaritiman. Ia bersikeras untuk mencabutnya dan membiarkan pembangunan kembali berjalan. Aku memang mengikuti perkembangan tentang pulau-pulau ini karena Teluk Jakarta berada di Jakarta, dari internet aku juga mendapat info bahwa pembangunan ini menyebabkan banjir di Kota Jakarta dan kerusakan ekosistem di sekitaran pulau.
Penulusuranku di Youtube membawaku ke sebuah video berjudul “Rayuan Pulau Palsu” yang diunggah oleh Watchdoc Documentary. Video ini adalah dokumentasi tentang dampak dari pulau-pulau reklamasi ini dari perspektif nelayan di Muara Angke. Aku suka video ini karena dibuat dalam bahasa indonesia, aku juga jadi tahu lebih banyak tentang para nelayan di Muara Angke. Sinematografinya juga menarik untukku. Aku paling suka saat mereka menggunakan drone, karena semua terlihat. Alurnya pun tidak membuat mengantuk seperti film lainnya, sehingga durasi 1 jam tidak terasa lama. |