Dua ekor Kadalan Birah sudah terlihat di kejauhan. Tampaknya akan lebih banyak lagi kejutan sepanjang perjalanan. Trek yang masih becek sisa hujan semalam tidak mengoyahkan niatku untuk mendapat foto luntur. Cukup jauh kami berjalan tidak juga terlihat paruh dari sang luntur, beberapa kali terdengar sahutan membalas pancingan yang kami putar, tetapi burung ini tetap tidak mendekat. Sempat putus asa dan kami pun balik ke arah tadi datang, dan semua mulai berdatangan. Suara semakin kencang, dan tiba-tiba tanpa suara sedikit pun burung tersebut meluncur hinggap di pohon yang terdapat sangat dekat dengan kami, sebentar saja burung tersebut kembali masuk ke dalam hutan. Kami sangat optimis burung tersebut akan kembali keluar maka dengan sabar kami menunggu ditemani nasi jagung yang sudah dibawa Hilmi dari rumah. Aku penasaran dengan rasa nasi jagung dan ternyata rasanya enak banget! Semua lauk yang ada di dalamnya rasanya pas dan membuat nasinya jadi super lezat. Luntur yang kami kejar ini tidak membuat kami menunggu sangat lama. Setelah 15 menit menunggu burung ini kembali meluncur turun ke sebelah bawah hutan. Kami langsung bergegas membereskan makanan dan dengan perlahan-lahan turun ke bawah. Sebelumnya Mas Nurdin sudah lebih dulu ke bawah entah mencari apa. Sambil melihat ke atas mencari warna oranye diantara dedaunan, tiba-tiba seekor alap-alap dengan warna coklat agak muda tengger berhenti sebentar di ranting dekat kami dan kembali meluncur ke dalam hutan. Aku bingung antara mengejar alap-alap atau kembali mencari luntur yang hinggap dekat kami. “Ini Kay, udah ketemu Lunturnya,” ujar Mas Bude sambil setengah berteriak. Benar saja di depan kami sudah ada burung ini sedang asyik bertengger di atas pohon. Langsung aku mengarahkan lensa kamera milik Mas Nurdin. Setelah lebih dari 10 frame, burung tersebut kabur, dan lagi-lagi tengger dekat kami, dengan posisi yang berbeda. Sekarang aku memotret bagian depan burung, dan kembali lagi burung ini terbang ke pucuk pohon sehingga tidak terlihat. Burung ini tidak sendirian, setelah yang satu pindah ke ranting yang lebih tinggi kami juga melihat seekor lagi, tetapi sayang sekali banyak ranting yang menutupi sehingga susah untuk dipotret. Elang Jawa di Watu OndoJam tanganku baru menunjukan pukul 14.00 tetapi kami sudah selesai pengamatan di Sendi. Sayang bagi kami untuk pulang ke rumah, apalagi Elang Jawa yang ada di dalam kameraku hanya foto badannya, itu pun ngeblur+noise. Maka kami memutuskan untuk melanjutkan pengamatan di Watu Ondo berharap menemukan elang jawa yang sedang bertengger. Hujan cukup lama mengguyur Watu Ondo, membuat kami harus menunggu di warung bukannya pengamatan. Tetapi saat hujan berhenti dan matahari mulai bersinar seekor elang jawa terlihat sedang bertengger di ranting dekat kami dengan gagah. Menengok kesana kemari, ingin terbang tetapi tampaknya bulunya masih basah. Aku, Mas Nurdin, Hilmi dan Mas Bude langsung kegirangan karena bisa memfotonya dengan jarak yang cukup dekat dan untuk waktu yang lama. Satu-satunya yang menggangu kegembiraan kami adalah kabut yang cukup tebal sehingga hasil foto kami seperti ada lapisan warna putih yang menghalangi. Tampaknya para penjaga dan penjual di warung sudah sering melihat elang. Buktinya mereka bilang bahwa elangnya sering hinggap di dahan yang itu dek, sambil menunjuk ke arah dahan yang lebih dekat lagi. Tak terbayang olehku jika bisa memfoto dengan jarak yang sangat dekat seperti itu. Ternyata kejutan belum selesai. Setelah lebih dari 1 jam ia bertengger tiba-tiba ia terbang ke arah ranting yang tingginya sama dengan kami, dan jaraknya kurang lebih 5 meter! Aku sangat kagum dan hampir saja lupa untuk mengabadikannya. Hasil yang kudapat tetap saja jelek tetapi apa yang aku lihat dengan mata sangatlah luar biasa. Saking besarnya ukuran elang tersebut pohon yang ia hinggapi itu patah menjadi 2 bagian. Momen yang terjadi selama 5 detik ini terlewatkan oleh Mas Bude karena ia mengira kami menunjuk pohon dekat kami, yang sebelumnya dihinggapi Ciu Besar.
Hari ini pengamatan berlangsung dengan sangat baik, apalagi semua target berhasil aku dapatkan. Aku tidak sabar kembali ke Malang dan mencari burung lainnya.
1 Comment
radytya
6/9/2018 22:56:43
Mas, ini kira-kira lokasi persisnya sebelah mana ya baik di Sendi ataupun Watu Ondo? Trims.
Reply
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|