> “ASSALAMUALAIKUM, SELAMAT PAGI SEMUANYA” jamku masih menunjukan pukul 4.00, tapi inilah saatnya. MEMBALAS AYAM YANG SEMALAM. Satu persatu tenda mulai mengeluarkan suara-suara, tanda terbangun mendengarku. “HAHA, rasakan para ayam penderitaanku semalam” Beragam reaksi mereka, ada yang sebal dibangunkan kepagian tapi ada juga yang bersyukur (well, gayakin. Tapi kayaknya ada deh) Dengan muka bantal (padahal tidur gapake bantal lho) kami solat shubuh lalu kembali bergegas ke bawah. Tidur? jamannnn, olahraga boi.. dipimpin oleh Kak Opal, Alev dan Husayn. Kami berolahraga, tapi bagus juga badan jadi hangat. Selesai olahraga badan masih belum berkeringat sama sekali. Akhirnya Kak Opal memutuskan untuk memainkan beberapa game icebreaking dari koleksinya. Suit Revolusi namanya. Game ini sangatlah menyalahi teori yang ada selama ini. Ku yakin pasti Charles Darwin akan bangkit dari kubur dan menghantui Kak Opal. Masa sekali suit kita bisa berubah dari telur menjadi ular, lalu setelah itu jadi badut. Darimana masuk akalnya seekor ular “aaaa” trus berubah jadi badut, lalu terakhir dewa. Sungguh… dunia ini SURAMMMMMM. Jadi… nenek moyang kita ini ULAR bukannya Nabi Adam. Memang tidak ada yang kekal di dunia ini. Aku yang 20 detik lalu menjadi dewa kini terlantar menjadi sebuah telur. “Gem selesai” posisi terakhirmu menentukan jumlah push upnya. TIDAKK dibelakang ini semua ternyata ada push up menunggu kami. Menanam Pakcoy di Kebun Kita... Setelah kemarin seharian kita bermain-bermain, hari ini kami akan menjajaki dunia kerja. Kami belajar berkebun, mulai dari membuat kompos hingga panen. Memang di sini semua serba cepat ya… siklus 21-30 hari penanaman berubah menjadi 2 jam. Beberapa yang diajarkan sebenarnya sudah kuketahui, seperti cara membuat kompos dan semacamnya. Karena ibu dari dulu termotivasi membuat kompos, walaupun hasilnya tidak ada. Tapi di sini aku belajar cara membuat bekong. Bekong (lupa sih namanya apa) terbuat dari daun pisang, bentuknya mirip dengan polybag, tapi yang ini karena terbuat dari pohon pisang jadi bisa terurai. Awalnya ku kira setelah dibuka tanah akan berhamburan. Tapi ternyata tidak. Mereka sudah cukup solid untuk bertahan. Untuk membuat bekong ini mudah sekali. Hanya daun pisang sepanjang 30cm lalu dibentuk kotak dengan bawahnya kosong, lalu ditusuk dengan tusuk gigi agak tidak lepas. Sebelumnya kami juga belajar membuat pupuk kandang. Satu hal yang pasti menurutku. Ternyata bau tai kambing tidak separah yang biasa kubayangkan, walaupun aku tetap jijiq sih. Pupuk kandang ini sangatlah mudah cara membuatnya, tapi makan waktu lama. Tinggal kumpulkan kotoran sapi, kambing pokoknya yang makan rumput (PENTING: JANGAN COBA-COBA PAKAI KOTORAN MILIKMU) karena jika menggunakan kotoran yang banyak proteinnya, itu akan menghambat kompos dan tidak akan jadi. Lalu ditambahkan sekam, disiram air dan terakhir ditutup dengan terpal, tinggalkan sebulan. Terakhir kami tinggal panen sayurannya untuk dimasak saat makan siang. Melihat sayur-sayur yang segar ini aku jadi termotivasi untuk berkebun di rumah. Entah karena yang merawat bapak dan ibu petani dari sini atau memang karena organik semua sayuran disini besar dan segar. Pokoknya mengundang selera makan :D. Peyek Pakcoy Selesai memanen sayuran-sayuran dari kebun nenek kami ternyata harus memasak makanan siang dari sayuran ini. “Cincaii lahh, EZ PZ. Bisa Cah blacan, Sayur bening, Sop banyakla” Awalnya aku sangat semangat untuk memasak. Karena pasti lengkap bakal enak nih. Tapi ternyata bumbu dapur sangatlah sedikit. Untungnya ada Chef Ariq dan Chef Naufal yang siap memasak untuk kami. Menu pertama adalah pakcoy bening dengan royco, eh kebalik royco dengan pakcoy. Karena royco yang dimasukkan kedalamnya seperti 2-3 sachet. Rasanya? ENAK…sumpah enak banget. Awalnya kukira bakal terlalu asin tapi ternyata nggak juga. Menu kedua adalah PEYEK PAKCOY. Pernah denger? pasti nggak, aku aja kaget begitu dengernya, aku ragu pakcoy bisa diubah jadi peyek yang krispi. Tapi muka Chef Ariq sangatlah yakin, akhirnya kita mencoba walaupun aku yakin 80% nggak bakal berhasil. Detik-detik menegangkan pun terjadi. Apakah kita berhasil memasak lauk untuk makan siang atau terpaksa minta ke regu lain yang baik hati. “Krress” ternyata peyek tersebut satu persatu berhasil digoreng dan matang cukup renyah walaupun tidak seperti yang biasa kita makan. Satu persatu orang dari grup lain datang “eh apaan tuh bagi ya” semua comot sana comot sini. Saat kelompok kami ingin mencobanya ABIS. Akhirnya tetap saja kita batal makan Peyek Pakcoy by Chef Ariq. Akhirnya dengan sop yang seadanya kami siap menyantap nasi kami. Tiba-tiba “HIII KAYYY, Makan apa?” Membangun Rumah Sore hari kami mendapat tugas membangun rumah untuk ditinggali… oleh boneka atau binatang berukuran kecil. Asyik banget, kami membuat prakarya dari kardus. Yang mengajari kami adalah Baba Sanjay. Pertama kali mendengar namanya aku jadi teringat keripik sanjay dari Sumbar. Mendengar cerita Baba Sanjay sangatlah menarik apalagi setelah melihat foto karya-karyanya yang besar dan keren, membuatku terpitju. Kami diberi tugas untuk membuat sebuah kastil kecil. Menurutnya ini yang paling simpel. Garis sana garis sini, potong sana potong sini. Jeng jeng, kok gak mirip petunjuknya. Akhirnya Ariq mengambil alih, wah kalau yang ini sih dah pro. Ariq di rumahnya sering membuat kerajinan dari kayu. Kalau penasaran cek aja ignya @m.alariq354, di sana ada foto karya-karyanya. Memang yang pro dan pemula berbeda. Dengan cepat Ariq mengubah selembar kardus itu menjadi potongan-potongan rumah yang siap di lem. Satu hal yang aku kesulitan adalah memotong dalam satu kali percobaan. Setiap kali aku mencoba selalu potongannya tidak sampai belakangnya dan miring. Aku jadi kasihan dengan boneka yang akan disitu rumahnya di rusak olehku. Selesai memotong bagian-bagian dari kastil. Kami mengelemnya. Ada 6 anggota kelompok jadi setelah Ariq yang memotong giliran Fakhri, aku dan Morse ngelem. Sisanya bantu doa karena sebelumnya sudah membantu menggunting. Aku selalu ambisius jadi yang pertama, sehingga dengan terburu-buru kami menyelesaikan kastil. Memang kami menjadi yang pertama dengan selisih sedikit tapi ternyata tidak pas dan terpaksa diulang. Ngelem memang yang terbaik dan termudah. Kami tidak perlu susah-susah seperti memotong, hanya tangan sedikit kotor. Oh iya aku mau memberikan saran, jangan ngelem menggunakan Lem Fox, baunya nggak enak… 3 Keterampilan yang kalian harus miliki Sore hari kami mempelajari 3 hal yang penting dalam kepramukaan, nomor 5 paling menarik :p Sistemnya ada 3 pos. Setiap pos 30 menit, setelahnya kita harus ganti ke pos lain.
Sebenarnya selain illuminati, segitiga ini jika tersambung membuktikan bahwa peta lapangan kita tepat titiknya. Di sini kamu masih membulatkan derajat-derajat di peta tersebut. Seperti 137 menjadi 135, 142 jadi 140 dan semacamnya. Tapi di lapangan itu tidak bisa dilakukan karena salah 1 derajat saja menyebabkan tersesat. 3. Pos Panahan Kalian semua harusnya tau lah buat apa panahan. Selain salah satu keahlian yang disarankan oleh rasul, ini juga sangat berguna untuk berburu dan bertahan hidup. Jujur dalam pramuka sendiri aku tidak mengerti apa guananya dan tidak pernah melihat tkk panahan. Tapi mungkin aja ada. Aku sudah beberapa kali ikut memanah saat sanlat (pesantren kilat) maupun workshop-workshop. Sehingga saat di sana aku sudah cukup menguasainya. Dengan yakin aku mengambil salah satu busur, dan menariknya sekuat tenaga "Kriettt" Suara Kak Opal dari kejauhan. Setelah beberapa tahun aku selalu tidak kuat menarik busur, sehingga sekarang aku menariknya sekuat tenaga seperti biasanya danternyata sekarang aku sudah cukup kuat bahkan busur tersebut hampir copot. Beda umur, beda juga busurnya. Seharusnya aku menggunakan yang lebih besar dan lebih berat. Tapi menurutku paling enak karena stabil. Aku mencoba menembak sasaran yang jaraknya 3m. Tidak ada satu pun yang kena kuning. Sementara anak-anak lain mengenai x ditengah. “Wahhh, udah jaog-jaog semua ya.” Drama Kisah Hidup Sebongkah… tai! Malam ini adalah malam literasi. Kami ditugaskan untuk menceritakan apa yang paling membekas di ingatan kami selama 2 hari kebelakang. Setiap kelompok dimentori satu kakak. Kelompok kami kebagian dimentori Kak Pras. Sebelumnya aku tidak pernah bersama Kak Pras, biasanya Kak Opal. Ternyata Kak Pras asyik juga. Kami menampilkan drama tentang perjalanan hidup sebongkah tai. Mulai dari keluar dari pantat seekor kambing, lalu dibawa pak tani. Diubah menjadi sekam dan terakhir menjadi pupuk untuk sayuran organik yang kita makan. Kami mengambil cerita ini karena memang yang paling berkesan adalah saat berkebun. Di rumah aku biasanya paling rajin saat berkebun, rajin cari alesan biar gaperlu bantu-bantu :D Tapi di sini aku cukup menikmatinya. Tai yang dipilih sebagai tema cerita karena dia bau, jelek pokoknya dihindari lah, tapi dibelakang itu semua ada loh sisi positifnya dan dia sangat berguna untuk sayuran yang kita makan tiap hari. Setiap anak kebagian perannya masing-masing. Aku kebagian menjadi kambing, Morse menjadi tai kambing, Ariq sebagai Pak Tani, Fahri menjadi sekam, Naufal dan aku tumbuhan dan terakhir Fattah sebagai narator. “Aku adalah tai, aku adalah tai. INI ADALAH JALAN NINJAKU!” Drama komedi kami cukup berhasil. Puncaknya saat aku mengeluarkan tai alias Morse. Tampaknya tidak ada yang menyangka kami akan “berak di depan umum.” Fahri dan Morse juga memerankan sekam dan tai dengan sepenuh hati. Mereka berguling-gulingan di lantai dengan penjiwaan Kelompok lain juga menampilkan pertunjukan yang tidak kalah keren. Ada yang membacakan puisi diiringi api unggun buatan sendiri. Ada yang membuat parodi malam api unggun. Ini salah satu favoritku, apalagi saat Hibban, mereka ulang yel-yel kelompok burung hantu. Aku tidak mengira Hibban yang pendiam akan menari seperti ayam dan mengeluarkan suara petok-petok. Kata Husayn setelahnya, saat latihan padahal dia pendiam, tapi ternyata saat tampil sangatlah lucu. Favoritku adalah kelompok Cupid dan Amelia. Kelompok ini berisi Syauqi, Rafi, Ibrahim, Tre, Atala dan Alev. Jujur awalnya kelompok ini garing-garing gimana gitu. Karena tidak ada yang mau menjadi narator. Tapi begitu mereka mulai menampilkan drama Cupid, Amelia dan Ibrahim semuanya berubah. Drama ini bercerita tentang panahan sebenarnya, karena Cupid membawa panah, mereka ingin memberi tahu panah juga ada di mythologi (bener gasih?) Ceritanya ada Ibrahim, dia naksir dengan Amelia, tapi ditolak. Lalu dengan bantuan Cupid Ibrahim berhasil. Memang ceritanya pun cringeee dan tidak mendidik (Salahkan Kak Evan) tapi pemerannya sangatlah lucu apalagi Alev yang berperan menjadi Amelia. Dengan buffnya dia pura-pura menjadi perempuan. Lalu Ibrahim juga sangat lucu, dia betulan ketakutan saat dikejar olah Amelia. Agak susah sih menceritakannya. Kalau penasaran coba saja cari di yucup, karena kata panitia mereka merekam pertunjukan kemarin. Selesai itu kami bergegas ke tenda, persiapan untuk treking besok pagi. Aku sudah menyiapkan pisau di tenda untuk ayam yang akan berkokok, tapi ternyata tidak ada lagi yang berkokok, semua sudah lelah setelah beraktivitas seharian. Source Foto Qasidahan: www.facebook.com/qasidahmemes/
0 Comments
Leave a Reply. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|