Senin kemarin (10/8/2020) aku ikut serta dalam “Kelas Mahir RGB” yang diselenggarakan oleh Jaladwara. Kelas ini adalah lanjutan dari kelas VTS sebelumnya.
Kalau sebelumnya setiap kelas yang diselenggarakan memiliki tema sendiri-sendiri kalau sekarang ada empat rangkaian pertemuan dengan tema yang sama, jadi kelasnya lebih panjang dan lebih seru. Harapanku sebenarnya ada sesuatu yang baru saat kelasnya sedang berjalan, tapi sayangnya belum terkabul. Kami semua masih sama seperti sebelum-sebelumnya mengamati dan mendiskusikan foto yang ada, tapi seperti ini aja sudah menyenangkan sih buatku.
0 Comments
Tiga anak kecil Puisi ini kalau menurutku masuk puisi sosial dan kemanusiaan. Kalau yang aku tangkap ini bercerita tentang perasaan sedih terhadap korban yang terbunuh saat berdemo.
tanah mestinya di bagi-bagi Puisi ini menurutku bertema tentang kemanusiaan, keadilan serta kesejahteraan. Melalui puisi ini aku menangkap Wiji Thukul ingin mengungkapkan keresahan serta perasaan sedihnya dengan kondisi yang terjadi saat itu. Mungkin ia ingin menyampaikan ke pemimpin atau orang yang dapat membuat perubahan agar muncul keadilan untuk semua orang, tidak hanya sebagian.
VTS adalah sesuatu yang baru buatku, aku bingung dan penasaran apasih VTS itu sehingga 2 bulan lalu ketika ditawari untuk ikut serta dalam kelas VTS yang dibuat Jaladwara aku dengan cepat mengiyakan. Selain itu aku juga butuh kegiatan untuk mengisi waktu luangku selama terkurung di rumah. Kalau menurut google inilah definisi VTS: Visual Thinking Strategies (VTS) is a teaching method that improves critical thinking skills through teacher-facilitated discussions of visual images. Jadi kita melatih kemampuan berpikir kritis kita dengan cara mendiskusikan sebuah gambar dibantu dengan fasilitator. Yang aku rasakan ketika ikut dalam sesi pertama tidak jauh berbeda dari definisi di google. Gambar-gambar yang dimunculkan sebenarnya tidak khusus tapi fasilitator yang membuat gambar ini menarik dan memunculkan pertanyaan dari kepalaku. Di kelas tidak ada aturan benar salah, semua pernyataan boleh dikemukakan asal ada dasarnya. Jadi, bisa saja walaupun gambar yang dimunculkan hanya 2 orang anak dengan tali pembatas di depannya dan rambut yang ditiup angin. Kita katakan anak ini sedang di pelabuhan menunggu kapal. Pernyataan ini dasarnya karena biasanya angin di pelabuhan sangat kencang hingga membuat rambut terangkat dan tali pembatas seperti tali kapal di pinggir dermaga. Menariknya dari kelas ini adalah orang lain yang ikut. Sehingga kita bisa melihat dari perpektif lain yang kadang menarik juga didengarkan. Gambar diatas tadi kalau menurut peserta lain lebih mirip seperti mereka sedang menonton acara pesawat terbang. Karena anginnya seperti kencang sekali, jauh lebih kencang daripada angin di pelabuhan.
Tidak ada yang salah dan semuanya menarik, dengan mendengarkan pendapat lain seperti membuat pandanganku untuk satu gambar jadi lebih luas. Selain mendengarkan orang lain tentu saja yang lebih menarik adalah berpendapat. Aku selama mengikuti kelas ini seperti selalu penasaran dengan berbagai hal yang ada di dalam satu gambar. Ini membuat banyak pertanyaan dan opini yang muncul. Rasanya seperti detektif! Kami menyisir setiap petunjuk yang ada di satu gambar lalu dengan petunjuk-petunjuk yang ada di gambar, aku merangkainya menjadi satu kesimpulan. Aku merasa seperti Holmes tanpa harus keluar rumah karena kasusnya yang harus kupecahkan ada di depan layarku.Ini yang membuatku ketagihan ikut lagi dan lagi hingga tak terasa aku telah berpartisipasi dalam 6 pertemuan. Setiap pertemuan ada kasus berbeda yang menunggu untuk aku pecahkan. Aku rasa keseruanku saat mengikuti kelas VTS harus dirasakan sendiri dengan menjadi salah satu detektif dan ikut serta dalam kelasnya, banyak kasus lain yang pasti menunggu untuk dipecahkan :D Malam ini berkumpul lah beberapa bapak-bapak di pos dekat rumah mereka. Berbekal sarung motif kotak-kotak dan obat nyamuk mereka berbincang-bincang sampil menjaga sekitar areal rumahnya hingga datangnya pagi. Mereka biasa mengkordinir ini setiap hari jumat dan sabtu.
Kegiatan ini lebih umum disebut “ngeronda” tujuannya untuk menjaga keamanan di tempat yang mereka jaga, dalam contoh ini adalah rumah mereka. Menurutku ini adalah analogi paling simpel untuk menggambarkan sistem. Kemarin aku ikut serta mendengarkan dalam kelas online Pak Anupam Saraph yang diselenggarakan oleh KAIL, temanya adalah sistem. Ada apa emang disebelah pelabuhan Tanjung Priuk? Di sebelah Tanjung Priuk ada anak-anak pesisir yang belajar menjadi jurnalis cilik bersama Kelas Jurnalis Cilik. Mereka setiap hari minggu selama 4 bulan bermain sambil belajar cara menjadi jurnalis bersama Kak Ilyas dan Kak Wawan.
Kelas ini sangatlah keren menurutku karena ilmu-ilmu yang didapat sangatlah berharga tapi belajarnya dengan ringan dan mudah dimengerti… Minggu kemarin (8/9) aku dan beberapa temanku yang akan ke Banyumas berkesempatan ke sana untuk main dan lihat-lihat suasana ketika mereka sedang melangsungkan kegiatan. Tidak lupa aku pun ikut serta hunting foto bersama mereka, mengelilingi kampung untuk mengabadikan sesuatu yang menarik. Sabtu kemarin (31/8/19) aku bersama dengan anak-anak lain di juru rupa pergi mengunjungi Pameran ArtJakarta. Pameran ini diselenggarakan selama 3 hari dari 30-1 September 2019, di Jakarta Convention Center.
Pameran ini berlangsung bersamaan dengan Muslim LifeFest. Ketika aku baru datang, jujur aku kaget karena orang-orang yang datang dan ornamen-ornamennya tidak sesuai dengan ekspetasiku… tapi ternyata aku salah masuk pameran wkwk Allah memberikan jalan sendiri untuk mendekat kita dengannya. Bagiku caranya adalah dengan pulang dari pulau menggunakan kapal kayu. Jadwal kepulangan kami dari pulau adalah jumat pagi. Tidak ada kapal sanus hari ini, karena mereka istirahat. Pilihannya pulang hari minggu dengan sanus, atau hari ini dengan kapal kayu. Anak eksplorasi tentunya butuh tantangan (dan sudah kangen rumah) sehingga semua memilih pulang naik kapal kayu. Toh bakal seburuk apa sih naik kapal kayu? Malah lebih asik kali, lebih gils… ©Kay 2018
Gigitan-gigitan dari nyamuk membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Tidak ada Syauqi, adem, dan ramai. “eh yang lain dah ngilang” begitu melihat ke sekitar. Sisa Kak Ali dan anak-anak perempuan. Emang keren Kak Ali bisa ga tidur semalaman, kalau aku sih dijamin, gagal.
Setelah kemarin gagal berenang, hari ini kami seharian berenang di laguna belakang tenda. Oh iya aku lupa cerita, di belakang tenda terdapat pantai pasir putih dengan laguna yang sangat tenang. Berasa kayak baca Malory Tower yang mereka juga punya kolam air asin sendiri. Berenang Vibes memang sangatlah bagus untuk kelompokku. Ini kayak power up 2x lebih cepat. Ketika langit masih gelap saja Ali sudah mulai memasak makan pagi kami yaitu Cumi Asin dan nasi. Yang tidak masak sudah mulai mengerjakan jurnal. Dua hari sudah aku dan teman-teman beraktivitas di Pulau Untung Jawa dan Rambut. Hari ini kami pindah ke Pulau Pramuka dan Karya.
Berbeda dengan pulau Untung Jawa. Saat di Pulau Karya kami tidur di tenda, di bibir pantai. Aku senang sekaligus sedih. Karena di tenda biasanya lebih asik, tapi gak ada AC wkwkwk. |
KATALOG KARTUGenius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration. Tentang AkuNamaku Kaysan. Belajar melalui pengamatan alam, perjalanan, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Menyimpan jurnal perjalanan dan foto. Berbagi cerita lewat blog ini, instagram, dan video #OASEmenit KategoriPROJEK 2020
Kelas Rahasia Di Balik Gambar Kelas Menulis Kak Irma Kelas Filsafat #MasaPandemi BURUNG Lifelist JBW Birdrace #AmatiJakarta KLUB OASE Pramuka OASE Media Juru Rupa PERJALANAN Australia 2014 Banyumas 2019 Cirebon 2014 Garut 2014 Kupang 2017 Lombok 2016 Malang 2017 Sumba Yogyakarta Sehari Arsip
September 2021
Indeks
All
|